8/02/2015

D ~ Cerita di Pagi Hari #2

Berbicara atau ngobrol dengan orang lain itu seperti bertukar pengalaman atau mencari tau apa yang tidak kita mengerti bisa juga menambah pengetahuan dari sesuatu yang belum sepenuhnya dipahami. Terkadang kita merasa nyaman dengan satu tema juga cara penyampaian atau interaksi orang tersebut ketika bertukar informasi maka kita akan enjoy aja menangkap dan memberikan respon balik untuk memberikan respon cocok dengan orang tersebut. Begitu juga sebaliknya bila kita sudah tak menyukai tema dalam percakapan, terlebih tak menyukai cara penyampaiannya maka kita akan ogah-ogahan untuk memberikan respon balik. Jika itu yang terjadi maka hanya akan ada interaksi dari satu sisi.

Percakapan di pagi hari menjelang siang, sekedar menyapa dan sedikit bertukar cerita tentang pekerjaan dan kegiatannya saat ini.
D : "Mana poto terakhir bolang?" 
A : "Udah lama ga bolang. Cuma menyepi doank... sibuk mengenal diri sendiri"
D : "Masaa.."
Mungkin menurutnya seseorang yang suka berpetualang ga akan betah bila tak melakukan perjalanan dan hanya berdiam di rumah, ya menjadi anak manis yang duduk di depan televisi menyaksikan telenovela sambil memainkan hp untuk berinterak dengan teman-temannya.
A : "Beneran. Terakhir ya pas di Bandengan, mei kemaren itu "
Bisa dibilang mudi, bila ada keinginan bolang atau sedikit penjelajahan tak ada yang bisa melarang. Sepertinya saat itu jiwa nekat mulai berkecamuk menuntunku melihat dunia lain selain yang belum aku lihat. Namun ketika rasa malas mulai menjangkiti tawaran seperti apa pun hanya seperti angin lalu buatku. Mau di pameri tempat seindah, seeksotik apa pun ga akan bisa meeggerakkan untuk mengubah malasku menjadi penasaran.

D : "Wuihhh ada apa gerangan. Acara nyepi segala"
A : "Ga tau ni"
Eh iya sebelum puasa aku pergi, tapi cuma nengok kampung halaman dan sehari setelahnya pergi ke rumah teman soalnya sudah janji. Itu juga termasuk luar kota, dan kesana juga sendiri tapi ga ada acara narsis ataupun jalan-jalan kesana memang dalam rangka main doank.
D : "Hla memange apa sudah lupa po sama dirimu? Hehee"
A : "Belum mengenal dengan jelas. Terlalu banyak perubahan"
D : "Oww dipilah-pilah dulu kenali satu persatuu.. Woo perubahan kalau menjadi baik bagus donk.
A : "Iya. Tapi sampe sekarang belum bisa"
D : "Yang penting kenali dulu perubahannnya... baik atau lebih baik. Baru disitu bisa mengenali siapa dirimu nonn hehee"

A : "Yang belum bisa seh mengenali yang dari luar mas. Sampe kadang aku milih geletakin hp lho biar ga banyak sinyal dari luar yang aku tangkap"
D : "Yang dari luar? Bentuk perubahan apa mengenali fisik yang diluar? Atau orang luar?"
A : "Kaya bisa merasakan mood orang lain. Bayangkan jika itu lebih dari 1 orang gimana rasanya. Kadang sampe kaya orank galau tingkat propinsi padahal aku ga ngerti kenapa dan aku juga merasa lagi ga mikir apa_apa"
D : "Maksudnya? Peka dengan perasaan orang lain gitu?"
A : "Iya"
D : "Yo bagus dong. Gak semua orang bisa"
A : "Kaya tadikan aku tanya sama mas to. kadang juga kaya keseret ke masa lampau... jaman dimana aku belum lahir "
D : "Iyo tapi gak pas juga..jadi kan mungkin gak semua bener nonn. Disyukuri aja jika kadang pas ngepasi gituu. Wooh nostalgia..gitu.?"

A : "Ya aku ngerasanya mas agak lesu aja seh, kurang semangat sebenere. Nostalgia darimana malah kaya orank sakau"
D : "Kok sakau? Wis pernahh po? Haha"
A : "Bayangkan liat sesuatu langsung pikiran kaya ga terkendali. Ya denger cerita teman gimana rasanya"
D : "Yo baguss nuh tinggal bagaimana membiasakan menerima hal itu dan berusaha mengontrolnya"
A : "Nah itu kontrol yang belum bisa"
D : "Salah satu caranya adalah berusaha tidak memberitahukan apa yang kamu liat dan rasakann ke orang yang kamu liat. Atau didepan kamu... Dengan seperti itu yakin nanti bisa terbiasa sampaikan jika itu memang harus disampaikan tapi dengan penyampaian yang ringan. Jangan yang lugas..
Sampaikan dengan cara test case dulu bener gak dia seperti itu.."

A : "Trus apa lagi mas"
Jika dipikir benar juga yang dikatakannya, hanya saja terkadang aku ga bisa kontrol jika merasakan perasaan orang lain yang sedikit menurun, tidak seperti biasanya. Padahal bisa saja karen dia sakit, kurang tidur, laper atau hal lain. Tapi entah kepedulian dengan perasaan orang lain seakan menggerakkan untuk langsung mengatakan apa yang aku rasakan. Mungkin harus bisa lebih mengontrol karena tak semua orang bisa dan mau terlihat kurang fit dimata yang lain.
D : "Nanti pasti akan bisa keliatan falid atau gak data yang di dapat.. Disitu nanti kamu bakal bisa dan terbiasa mengkontrol hal tersebut. Asiik lhoo.. Bisa buat nolong orang malahan"
A : "Gtu ya. Wah mas pengalaman ni" Ga ada salahnya mendengarkan, mempertimbangkan dan menerapkan ilmunya karena pengalaman yang sudah banyak dan tentunya sudah melalui semuanya ini.

D : "Sebenere aku dulu juga gitu..tapi sekarang enjoy wae. Malah lebih bisa mensyukuri karena diberi sesuatu yang luar biasa yang orang lain belum tentu punya"
A : "iya. masih perlu banyak belajar ni." Ternyata banyak orang di sekeliling aku yang memiliki 'kelebihan'. Namun entah mengapa dengan dia aku tak merasakan sebuah getaran seperti medan magnet ataupun tak ada desiran di dalam dada seperti biasanya ketika aku berinyeraksi dengan seseorang yang memiliki 'kelebihan' 

D : "Sudah pernah kebayang atau dapat feel wuihh wong iki ra suwe bakal dipendet gusti..hehee sudah belum?"
A : "Dulu pernah 2x dapat mimpi tapi kaya cerita gtu tentang orank tersebut. Keseringan dejavu juga aku kayanya sampai ga kadang bingung sendiri... seperti kejadian yang berulang lebih dari 1x kejadian (01/08)

BERSAMBUNG...