Akhir Sebuah Kisah
Kenapa aku tak pernah bisa lepas dari genggaman tanganmu. Kau selalu hadir disaat-saat diriku mulai lemah, tak mengerti apa lagi yang harus dilakukan. Di saat itulah dirimu datang, entah dalam sekilas senyum dalam bayangan, melalui penggalan obrolan yang dulu sering kita lakukan, bahkan dalam tidur pun tak jarang aku merasakan kehadiranmu. Kau duduk di samping tempat tidur, memandangiku yang lagi tertidur pulas lirih kau berkata "tidurlah nyenyak aku akan menjagamu". Tak jarang disaat tanpa sadar di tidurku aku merasakan kau menggenggam tanganku yang terulur, tenang rasanya mendapat genggaman hangat jemarimu.
Tuan benarkah kau hadir...
Janganlah Tuan mengasihaniku bila tak sanggup untuk selalu berada di sampingku, biarkan ku hadapi segala kerumitan permasalahan yang datang padaku sendiri.
Bila Tuan ingin menjagaku tetaplah disini namun jika Tuan tak sanggup untuk tetap tinggal, pergilah... Tak perlu hawatir ataupun resah karena semua akan baik adanya. Aku melepasmu dengan senyum.
Biarkan aku belajar untuk berdiri, mengatasi semuanya sendiri, merasakan dan melihat setiap sudut dari yang terjadi di luar sana. Aku pasti bisa, Tuan.
Meski pun sulit, perlahan akan aku lepas segala nyaman, candu ketergantungan akan adanya Tuan dalam hidupku juga selimut kehangatan dari tuan meskipun nantinya badan ini akan menggigil namun aku akan terus mencoba melawan dan menikmati tiap desiran udara yang serasa menusuk kulit ini. Belajar untuk tetap berjalan meskpun terseok-seok.
Aku yakin disana sebenarnya Tuan juga selalu teringat tentangku, masih mencoba untuk belajar melepaskan nyaman yang sudah melekat dalam diri kita. Apa pun alasannya tenangkan hati Tuan karena aku disini baik, semoga begitu juga denga Tuan. Tak perlu merasa bersalah mungkin inilah yang terbaik buat kita, buat masa depan cerita tak selamanya harus berakhir seperti yang kita bayangkan, meskipu memiliki ujung dengan tujuan yang sama namun jalan yang harus kita lalui berbeda.