1/01/2015

Mencintai dan Dicintai ~ Tanya

"Mba ternyata dicinta itu enggak enak ya..."
Di pagi menjelang siang, pembicaraan yang terjadi setelah sarapan di sela-sela kesibukan masing-masing dengan novel yang masih belum selesai di baca mendengar pertanyaan itu pun aku hentikan membaca dan melihat ke arahnya. Yang juga sudah menutup buku yang dibacanya dengan memberi sekat dengan jarinya.
"Emang, baru tau ya. Mencinta ataupun dicinta itu sama-sama menyakitkan"
"Iya benar... Benar..." Sambil manggut-manggut seraya membenarkan apa yang baru aku bicarakan.
"Cinta itu harusnya dari 2 sisi, kalau hanya dari 1 sisi malah akan saling menyakiti. Nanti dulu, ini bahas yang itu apa sudah ada yang baru lagi ni" 
Meskipun tidak dekat, namun sesekali dia pernah cerita masalah pacarnya padaku.
"Baru donk..., yang lama sudah berakhir"
Senyum sumringah terpancar dari bibirnya sambil menunjukkan cengiran kuda dengan kedua tangan membuat simbul dua jari lalu diletakkan di atas kepala seperti tanduk rusa, hahahah...
"Haaaa... Cepet banget dapatnya" menatap lebih lekat ke arahnya.
"Iya donk, ketemunya juga ga sengaja mba. Gara-gara salah ketera pas balik dari rumah"
"Cieee sekarang ceritanya sudah berani naik kereta"

Mengingat adik sepupuku yang selama ini belum pernah naik kereta, katanya takut. Pengalaman naik kereta pertama kali pas aku ajak ke pernikahan teman kerjaku di Solo, naik pramex sekalian dia balik kos setelah sehari sebelumnya main ke tempatku untuk diajak jalan-jalan. Katanya naik kereta ternyata enak dan cepat. Sejak saat itu dia kalau pulang ke rumah selalu naik kereta. Dia di solo kuliah, jadi anak kos sepertiku meskipun di kota berbeda. Padahal sebelum-sebelumnya dia mesti bertarung dengan rasa mual bila pulang kerumah karena mabuk darat jika naik bus, seperti aku kadang parno sendiri jika pergi trus bilang naik bus.

Lalu adik mulai bercerita asal mula kenalan hingga jadian dengan pacarnya yang sekarang.


BERSAMBUNG