11/20/2014

Cinta Salah Waktu ~ Dilema

Di suatu malam aku melihat seraut wajah di sampingku tak seperti biasanya, sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada laki-laki yang ada di sampingku. Aku tak berani bertanya karena tak mau dibilang ikut campur apalagi dibilang kepo. Dalam ruangan yang sepi, sama-sama diam sibuk dengan computer masing-masing dan pikirannya sendiri-sendiri. Sebenarnya enggak enak juga melihat mukanya yang terlihat kusut tidak seperti biasanya yang selalu ceria, namun aku kan juga gak bisa berbuat apa-apa.

Beberapa kali handphone dibiarkan saja berbunyi tanpa ada niat menengok sekedar tau siapa penelepon di malam begini. Hanya membiarkannya bersuara hingga mati sendiri, namun sepertinya sang penelepon lebih gigih hingga akhirnya laki-laki di sampingku ini pun menyerah dan menjawab telepon yang masuk. Tidak lama handphone dimatikan dan mengangkat gagang telepon yang ada di depan dan menghubungi seseorang yang tadi meneleponnya.

Dari nada suaranya sepertinya sebut saja mas (ys) sedang telepon istrinya dan terlihat jelas kalau mereka sedang ada masalah. AKu yang ada di sampingnya tetap asik dengan monitor di depanku, walaupun tanpa dipungkiri suara mas (ys) yang keras sempat beberapa kali menyita perhatianku hingga membuatku menoleh ke arahnya. Agak lama juga mereka bertelepon namun sepertinya mas (ys) menyudahi pembicaraan sebelum masalahnya selesai. Gagang telepon kembali di tempatnya dan pembicaraan berakhir, aku melihat dari sudut mataku telepon itu ditutup dengan kasar hingga menimbulkan bunyi. AKu yang mendengar secara spontan menengok ke arahnya dan melihat wajah yang semakin tampak lelah disana. Tak berani menyapa ataupun berlama-lama memandanginya, aku kembali mengalihkan pandanganku ke monitor yang lagi membuka artikel yang daritadi aku baca.

Namun tiba-tiba mas (ys) berbicara “kamu percaya gak (L) kalau aku punya istri lagi…” kata-kata yang sedikit aneh, aku tak begitu saja percaya mengingat ia memang sering berbicara aneh-aneh yang memang seperti itu orangnya, yaah sedikit banyak aku mengenalnya lah makanya aku tak begitu membahas atau mengutarakan ketidak percayaanku padanya. Lalu mas (ys) mulai bercerita bagaimana mulai mengenal wanita ini yang menjadi rekan kerja antara atasan dan bawahan hingga terjadi hubungan terlarang, bahkan mereka sempat pergi berlibur berdua.

Pembicaraan yang cukup berat di malam yang semakin larut. Mas (ys) juga mengakui kalau tindakannya ini salah, namun melihat ceritanya aku bisa merasakan kalau mas (ys) kali ini benar-benar jatuh cinta dari hati dan semua kenangan dengan wanita ini sangaat melekat di dalam hatinya. Mas (ys) mengakui kesalahan dan berjanji ingin memperbaiki kesalahan ini wanita ini pun mau sepertinya mengerti keadaannya yang hanya sebagai wanita di tengah-tengah rumah tangga orang lain sehingga bersedia mengalah demi anak dan istrinya. Mereka sepakat untuk menyudahi hubungan terlarang ini dan menggantinya dengan hubungan persaudaraan kakak-adik. Wanita ini setuju tapi dengan satu syarat dia ingin mendapat kenang-kenangan dari mas (ys), dari sanalah lahir seorang bayi perempuan yang di kini ikut dengan ibunya.

Wanita ini tak menyesal dengan kehadiran buah cinta mereka meskipun tak mendapat pengakuan dari masyarakat maupun negara. Dalam agama yang dianut mas (ys) tak ada istilah istri sirih ataupun perceraian untuk itulah alas an mengapa hubungan ini harus diakhiri.
Aku merasakan dalam getaran suara dan perasaan merindukan sosok wanita itu, yang menurut cerita dari wanita inilah mas (ys) bisa merasakan bagaimana di hargai sebagai seorang suami, dimanja dan dimengerti, yang tak didapat dari istrinya. Mas (ys) juga mengaku jika ia tak mencintai sepenuh hati istrinya.

Kalau enggak cinta mengapa menikahinya…, bahkan sampai punya anak 3 ?”
Pertanyaan ini yang terlontar untuk memprotes ssikap yang seakan berbanding terbalik dengan kenyataan. Aku juga tanpa sungkan menanyakan langsung pada mas (ys).
Karena terpaksa…” Itulah jawaban yang keluar dari mulutnya.

Menurut mas (ys), ia tidak tega meninggalkan istrinya setelah pacaran bertahun-tahun dan mungkin saja mereka sudah berbuat lebih dengan wanita yang sekarang menjadi istrinya.
Memang dulu mas (ys) pernah cerita awal mula ia dan istrinya jadian dari sebuah perjodohan dari nenek mereka yang kebetulan mereka ini masih ada hubungan sodara meskipun hanya sodara jauh. Ibu mas (ys) pun sebenarnya tidak setuju dengan perjodohan ini namun karena ini hidup anaknya dan yang menjalani juuga anaknya sehingga sang ibu hanya menyerahkan segala keputusan kepada mereka sepenuhnya.

Sejak memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka dan mengubahnya menjadi persaudaraan mas (ys) dan wanita ini sudah tak pernah bertemu lagi terlebih sudah berjanji kepada istrinya untuk tidak menemui wanita ini.
Apakah istri mas (ys) tau bila mas (ys) punya hubungan dengan wanita lain….?” Pertanyaanku selanjutnya yang mulai merespon dengan kisah cinta terlarang ini.
Iya istriku tau, bahkan mereka sempat ketemu sampai-sampai di siding juga di rumah tidak hanya istriku ibuku juga tau kalau aku punya wanita lain sampai punya anak.
Lha ibu mas (ys) bilang apa….”
Ibu tidak bilang apa-apa dan anehnya ibu juga menyukai wanita ini. Ibu hanya bilang untuk berhati-hati dalam melangkah, ingat sudah ada anak. Itu saja pesan ibu”
Memilih kembali kepada anak dan istri, membiarkan orang yang di cintainya pergi. Ini sama halnya menyakiti diri sendiri, karena selama ini hanya bisa diam dengan segala macam tuntutan, mengalah dari sang istri demi anak-anak dan juga ditambah agama yang mengikat membuatnya seakan pasrah dengan apa yang saat ini dialaminya.

Aku paham benar dan tau bagaimana berada di situasi seperti yang mas (ys) alami, mungkin bila dilihat dari kaca mata orang lain akan menyalahkan pihak wanita yang menjadi penggoda perusak rumah tangga orang, namun coba lihatlah dan posisikan diri Anda untuk berada di posisi mereka, dari sisi mas (ys), sisi sang istri dan dari sisi wanita ini. Walaupun sudah menjadi ketiga wanita ini tidak pernah menuntut apa pun bahkan bisa dibilang ia rela menjatuhkan harga diri dengan pengorbanan demi cinta seorang yang special dalam hidupnya. Anda akan tau kepelitan masalah ini. Tak ada yang salah dan tak ada yang benar semuanya punya andil sendiri-sendiri untuk menyulut api hingga timbul asap-asap yang sebenarnya tak diharapkan.

Bahkan walaupun mas (ys) dengan wanita ini sudah tidak bersama lagi namun sang wanita masih sering sms ataupun telepon hanya sekedar menayakan kabar dan sedikit mengingatkan untuk menjaga kesehatan dan menjaga makan atau memberikan kabar tentang si kecil yang cantik yang sudah mulai gede dan semakin pintar saja, walaupun sebenarnya ini ia lakukan untuk sedikit mengobati rasa kangennya terhadap mas (ys).

***


Dulu sebelum mas (ys) dengan istrinya menikah mas (ys) sempat bertanya lebih tepatnya meminta pendapatku dan Wulan “bagaimana pendapat kalian bila melihat orang yang tinggal serumah tapi belum menikah ?!” Bukan pertanyaan sulit sebenarnya, hanya soal pandangan dan norma yang ada di masyarakat. Kalau menurutku seh gak ada masalah kan hidup mereka kenapa juga kita pusingkan hanya saja memang tak sesuai dengan norma dan adat ketimuran yang masih kental, mungkin pada awal-awal dan sesekali akan menjadi perguncingan di masyarakat pai lama-lama akan terbiasa juga selama mereka bisa menempatkan diri dan berbaur dengan tetangga.