Hari Rabu
Pertama kali komunikasi dengannya sempat di buat bingung, bukan karena sifatnya yang aneh namun karena hatinya yang sudah menjadi es itulah yang membuat dingin dan kaku meskipun aku sudah mencoba untuk mencairkan dengan memberikan sedikit bercandaan namun semuanya gagal.
Hari Kamis
Senja yang mulai berganti petang, dia menyapaku. Obrolan yang kaku membuatku sedikit tidak nyaman bahkan beberapa kali salah paham hingga membuat komunikasi berakhir.
Hari Jumat
Di lain hari aku yang biasanya terlalu acuh dan ga mau tau dengan segala aktifitas ataupun perubahan yang ada di list bbm ku namun kali ini berbeda. Setelah dia menyapaku dan menanyakan pic yang tak begitu jelas bergantian ketika aku melihat sebuah pic yang baru saja diganti dalam DP di bb, wajah itu kelihatan sedih dan kesakitan dalam kesendirian, yaah entah dia yang mencoba menyendiri atau memang penyendiri aku tak tau. Penasaran mendorongku untuk menyapanya, masih sama dingin bahkan aku menangkap tak berdayaan disana, perlahan aku coba mengajaknya ngobrol, sedikit bercanda tapi masih tak membuahkan hasil masih saja dingin dan kaku. Ya sudahlah mungkin memang dia orangnya seperti itu.
Tak menyerah, masih mencoba menyelami dirinya dan sepertinya obrolanku dengannya sudah mulai menemukan jalannya. Dari sinilah komunikasi terjalin, satu persatu cerita mulai terangkai.
Dan setelah 3 hari perkenalan kita jadian, memang terlalu dini namun ga ada salahnya untuk mencoba saling membuka hati dan mulai berbagi. Satu komitmen yang mebuat sang waktu seperti berhenti sejenak, mungkin juga ikut terkaget mendengar dua jari mulai saling terpaut.
Bila cinta datang pada saat dan waktu yang tepat, hanya keindahan yang terlihat.