Berapa sering aku berhayal memiliki kantong daraemon dalam kehidupan nyata ini. Jika benar ada aku hanya menginginkan dua benda yaitu mesin waktu dan pintu ajaib.
Aku menginginkan mesin waktu untuk melihat kembali kejadian-kejadian yang telah aku alami dan beberapa orang di sekeliling aku yang hingga kini masih membuatku penasaran. Namun yang jelas aku ingin menjawab teka-teki misteri tentang siapa gerangan wanita berkebaya yang sangat anggun dan bersahaja dalam balutan kebaya yang sering muncul dalam pikiranku. Apa hubungannya denganku dan di tahun berapakah kejadian yang aku lihat itu.
Lalu pintu ajaibnya akan aku gunakan untuk menjelajah kehidupan berbeda di bagian bumi yang lain yang belum pernah aku lihat. Itu tentunya luar biasa keren!
Di beberapa waktu, bahkan terlalu sering terlihat sirik setelah membaca tulisan tentang sebuah perjalanan dan melihat tayangan adventure di televisi. Pikiran mulai berontak, berpikir andai aku yang disana. Tambah menyebalkan saat mereka mulai mempertontonkan keindahan alam yang belum terjamah tangan untuk keperluan komersil, rasa ingin berada disana pun semakin menjadi-jadi,"Kapan bisa ke sanaa?? Andai bisa melakukan penjelajahan seperti mereka ..." Dan kadar sirik itu berubah menjadi sebuah imajinasi liar. Aku mulai membayangkan sedang berada di tempat tersebut. Berfoto narsis berniat pamer kepada beberapa teman, menceritakan semua perjalanan dengan segala keindahan alam dalam blog seperti biasanya.
Hanya dengan membayangkannya saja, sudah begitu antusias. Aah, aku kembali terlena dan ketika mendapati tubuh ini masih tetap sama berada di depan televisi atau hanya mengagumi dari foto-foto yang aku lihat sedari tadi lalu hanya bisa menghela nafas panjang. Hmmmmm...., hanya mimpi.
Tapi beda cerita kalau memiliki pintu ke mana saja tentu saja semuanya tak mustahil. Dengan pintu ke mana saja, aku tidak perlu melakukan perjalanan panjang menuju tempat jutuan yang aku ingin, tak perlu capek-capek di perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Tidak hanya bisa mendatangi negara-negara dengan berbagai macam ciri khasnya seperti Roma, lalu beberapa jam kemudian aku sudah ada di Amsterdam, Arab, dan esok harinya ada di Jerman lalu kembali dengan aktivitasku di Indonesia. Bisa juga mendatangi tempat-tempat di daerah lain Indonesia ketika jam istirahat tiba.
Adanya mesin waktu dan pintu kemana saja, perjalanan akan jauh lebih efisien dalam banyak hal. Sekarang, aku juga gak bakal merasakan kangen yang teramat sangat karena kapan saja bisa mendatangimu :)