Malam sudah menginjak pagi, semua orang masih terbuai dengan mimpinya masing-masing namum aku entah sudah berapa kali terbangun karena dingin. Malam ini aku terusir dari kamarku ini karena banyak tamu adiku di rumah, ya muat saja jika aku ikut tidur di kamar asal mau berdesak-desakan. Ya sebenatnya Yongsa sudah menyarankan untuk tidur di kamar ibu tapi ga tau mengapa aku seperti kurang nyaman saja tidur disana. Sama-sama ga bisa tidur mending aku tidur di depan tv.
Televisi masih menyala dan aku sudah tertidur tanpa alas, sehingga badanku merasakan dinginnya ubin dan hembusan tipas angin. Rasa kantuk sudah membuatku enggan untuk beranjak mengambil alas ataupun naik membawa bantal bulan yang biasa aku gunakan. Aku coba merubah posisi tidur untuk menghindari dingin menusuk tulang.
Tidur tanpa alas, bantal dan selimut terlebih aku tak mengenakan kaos kaki seperti biasanya itu membuatku semakin ga bisa tidur, kalau kata ibu tidur ayam yang sebentar-sebentar terbangun. Namun ketika menginjak sepertiga malam ketiga aku dibangunkan bapak yang sudah membawakanku alas untukku tidur agar aku tak tidur di lantai, memberiku bantal mickey yang biasa dipeluknya saat melihat tv dan mencarikan selimut lalu menyelimutiku. Mendapat perlakuan seperti itu senang banget, aku yang sudah sebesar ini masih saja diperhatikan bapak. Dan kebiasaan bapak waktu aku masih sekolah, ditengah malam selalu mengontrol kamar anak-anaknya satu persatu dan membenarkan selimut agar tak kedinginan. (25/08/16)