8/19/2016

Ibu Rumah Tangga yang Bekerja

Problem rumah tangga itu berfariasi, seperti halnya kali ini tentang dilema seorang ibu yang menjadi wanita karir yang baru saja masuk kerja dari cuti hamil anak keduanya. Di rumah kedua anaknya di urus ibunya yang dibantu oleh asisten rumah tangga yang menjaga anak keduanya saat ibunya mengantar anak pertamanya sekolah. Sekolahnya masih play grup karena umurnya juga belum mencukupi untuk masuk sekolah.

Di kantor ia bimbang dengan keadaan bayinya yang diasuh asisten rumah tangga, sesekali dia menelefon untuk memastikan keadaan anaknya, menanyakan apakah mau minum asi yag di stok. Untuk anak kedua ia sudah bertekat untuk memberikan asi, alasannya bukan untuk kesehatan bayinya lemainkan agar lebih ngirit karena ia merasakan berat dengan kebutuhan susu dan pempers anak pertamanya maka dari itu ia tidak memberikan sufor untuk anak keduanya.

Baru dua hari kerja, di sela istirahat makan siang ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Untuk memberi asi sekaligus melihat bayinya. Ia bercerita saat melihat bayinya terlihat aneh, kepala bagian ubun-ubun cekung, dibawah mata hitam dan lemas tidak seceria biasanya.
"mba dede mau minum susunya" Karena tidak dibiasain minum pake botol sehingga saat ditinggal sedikit kesusahan saat memberikan asi. Satu-satunya jalan ya di sendok jika memberikan asi.
"Habis mba..." mendengar jawaban si mba tenang, karena asi adalah makanan juga minum untuk bayi.
"lho mba ini kepalanya kenapa...?!" Dalam pikirannya apa kepala anaknya habis terantuk sesuatu atau kenapa sehingga bisa cekung.
"Enggak apa-apa mba, bayi memang begitu. Dulu anak saya juga begitu" jawab si mba yang jaga anak
Ia percaya saja dengan jawaban si mba yang sudah punya 3 anak. Namun ia amati anaknya ini kok diam saja tidak seaktif biasanya. Pikirnya mungkin saja anaknya ini ngantuk. Setelah memberi asi dan anaknya tertidur ia pun balik ke kantor untuk bekerja kembali.

Namun saat ia pulang kerja keadaan anaknya ini masih teyap sama, dimana kepalanya masih cekung dan bagian bawah matanya terlihat semakin hitam. Terlihat lemas diam saja bahkan menangispun tidak. Melihat anaknya tidak seperti biasanya tentu saja seorang ibu akan kebingingan terlebih anaknya belum bisa mengeluh tentang apa yang dirasakannya. Sampai adiknya yang dokter datang dan berkata jika si bayi mengalami dehidrasi. Mendengar hal itu syok, karena tadi siang si mba ditanya asinya habis diminum namun kenapa bisa dehidrasi....??!

Mungkin saja si mba memang memberikan asi namun tidak telaten dan tidak rutin hanya beberapa sendok dan terlihat menangis saja diberikan. Karena stok asi di kulkas juga ada beberapa, ia juga tidak menghitung, bisa saja yang harusnya habis 3 botol hanya habis sebotol. Ya jelas saja dehidrasi setauku bayi bisa seyiap jam minum apa lagi cowok minumnya lebih banyak dibandingkan cewek.

Dari kejadian itulah ia berpikir untuk meminta konpendsasi datang ke kantor agak siang dibanding biasanya dengam konsekuensi tetap di hitung terlambat dan terkena denda jika melebihi dari maksimal keterlambatan. Ia berangkat jika ibunya datang saat anak pertamanya pulang sekolah. Sebenarnya tidak enak dengan teman-teman yang lain namun bagaimana lagi daripada ada sesuatu dengan anaknya yang akan ia sesali seumur hidupnya. Kehilangan uang untuk membayar keterlambatan tak apalah daripada anaknya kenapa-kenapa.

Sepertinya asinya juga tidak mencukupi, perlahan ia sambung dengan susu formula untuk memenuhi kebutuhan anak bayinya. Dan entah mengapa anak keduanya juga sepertinya tidak suka dengan si mba yang menjaganya karena kalau di gendong malah menangis, padahal jika di letakkan di tempat tidur ataupun di gendong omanya tidak menangis. Bayi memang peka, mungkin saja karena si mba ada masalah dengan suaminya sehingga si bayi merasakan yidak nyaman saat di gendong.

Permasalahan tidak sampai disana karena hari berkutnya si mba keluar tiba-tiba tanpa memberi tahu langsung saja tidak datang dan ia tau malah dari anaknya si mba yang besar. Tambah pusing rasanya, bagaimana bisa meninggal kalau seperti ini, walaupum di rumah ada bu dhe namun bu dhe sudah tidak mampu lagi untuk menggendong ataupun menenangkan si dede saat nangis. Terpaksa mengalah bolos bekerja sambil mencari penggantinya.

Mencari asisten rumah tangga sekarang ini tidaklah mudah. Jika mengambil dari agen takut abal-abal. Ada teman yang bercerita jika pernah mengambil dari agen namun hanya bertahan 2 minggu minta pulang. Padahal sudah membayar lunas kepada agen dan saat agen diminta untuk mengganti beralasan lagi kosong, padahal lagi butuh dan cerita seperti itu terjadi oleh beberapa orang. Sepertinya agen dan si asisten rumah tangga bekerjasama dirancang seperti itu.

Ia tidak bisa bolos kerja terus menerus untuk itulah ia bergantian dengan adik perempuannya untuk bolos kerja karena cutinya juga sudah mau habis. Ia juga sudah bertanya-tanya kepada teman-temannya siapa tau tetangga mereka ada yang mau. Ada tante temannya yang membutuhkan pekerjaan, ya di cobalah. Namun karena rumahnya jauh tidak mungkin kalau ngelaju sementara di rumah juga banyak orang sehingga ia ngalah untuk ngekos asisten rumah tangganya yang baru. Apalagi ia disana membawa 2 anaknya jadi tidak mungkin jika tinggal di rumah. Tak apalah yang penting ada yang jaga daripada pusing.

Karena umurnya masih muda, selisih dua tahun diatasku kerjaanya hanya chat sampai pekerjaan rumah juga masih berantakan. Ia pernah mendapat cerita dari ibunya waktu itu sudah jam setengah 5 namun si dede belum mandi malah ditinggal pulang dengan alasan mau mandiin anaknya, tidak hanya itu rumah juga masih berantakan. Yang ga kalah ngeselin si mba mengajukan permintaan yang aneh-aneh seperti anaknya yang kayanya ga bisa tidur jika tidak diatas springbed. Bahkan cerita dengan ibunya jika anaknya selalu mengenakan baju-baju bermerk, sepertinya memang suka pamer dan omong besar pembantu satu ini. Kalau tidak butuh sudah langsung pecat dia.

Oh ya saat datang kan dia di jemput sama prima dan suaminya, dan anehnya malah suami prima hang angkut-angkut koper dan semua bawaannya sementara si mba ini malah duduk manis. Jika seperti ini sudah ngelunjak, ini yang aman pembantu mana majikan....????

Di satu sisi kebutuhan rumah tangga masih banyak bahkan sekarang bertambah, bagaimana jika ia tidak bekerja... namun di sisi lain anak-anak juga membutuhkan perhatian lebih. Sekarang saja anak yang besar sudah mulai sedikit terabaikan dengan kehadiran adiknya. Ibunya sudah tua, tidak mungkin jika harus mengasuh dua anak kecil secara bersamaan. Ia tetap ingin bekerja karena memang cita-citanya ingim menjadi wanita karir tidak mau jika hanya di rumah mengurus anak. Nanti bagaimana jika terjadi sesuatu dengan rumah tangganya atau dengan suaminya, kita tidak tau kedepannya seperti apa dan yang aku minta juga semuanya baik-baik saja tapi segala sesuatu bisa saja terjadi. Seperti tetangga yang tiba-tiba saja suaminya selingkuh tidak pernah lagi memberi nafkan anak dan istrinya atau yang tiba-tiba saja suaminya meninggal darimana ia bisa melanjutkan hidup, darimana ia menafkahi anaknya jika penopang rumah tangga sudah tidak ada beda cerita jika istri tetap bekerja jika ada sesuatu maka anak-anaknya masih tetap bisa bertahan. Rumah tangganya tidak berbalik 180°.

Semua keputusan ada dampak positif dan negatifnya, tinggal bagaimana kita memilih yang terbaik dan meminimalis dampak negatif yang di timbulkan. (18/08/16)



☆ el