12/05/2015

05:12:15

Selalu saja masalalu yang masih menjadi kehawatiranmu, bila kau masih meyakini dan selalu ada ketakutan bahwa masalalu ku masih melekat di dalam benakku mengapa tidak kau patahkan untuk mengubah masalaluku itu agar melebur tersapu angin hingga tak tersisa sehingga yang ada hanya dirimu dan dirimu semata.

Apakah kamu tak melihat keseriusanku, apakah semua yang sudah aku lakukan, waktu yang kita habiskan tak ada guna...???! Rasanya sakit mendengar ketidak percayaan keluar dari mulutmu. Harus bagaimana lagi aku harus membuktikan, bukankah sudah kukatakan bahwa aku akan membuktikan tentang kesetiaan bahwa itu ada. Dan komitmen buatku bukanlah permainan namun hal yang harus dijunjung tinggi untuk mengedepankan pasangan, bukankah seperti itu dan kita sudah pernah membicarakan namun mengapa masih selalu menjadi kehawatiranmu. Kau bilang mengerti namun di lain waktu masih saja mempertanyakan masalalu.

Kamu janganlah melihat ke masalalu, bukankah semua yang ingin kamu tau juga sudah aku ceritakan semua. Dan bukankah kamu juga paham jika masa lalu itu tidak bisa dihilangkan, ya aku ingat masa lalu ku seperti apa tapi apakah boleh jika aku memilih untuk tidak mengingat dan juga ga ada niat sedikitpun untuk mengingatnya. Mengapa selalu kau persoalkam hal seperti itu. Jangan hanya karena coretanku kau menganggap aku masih hidup dengan masa lalu itu. Enggak, dan aku sama sekali ga menginginkan itu.

"Mungkin kapasitasku memang hanya sebatas ini buatmu". Tahu kah bila kata-katamu ini sangat menyakitkan, dan aku merasa ini satu bentuk ketidak percayaanmu. Apakah benar seperti itu....????! Lalu apakah pembicaraan kita selama ini yang membahas banyak hal termasuk impian kita sama sekali tidak berarti bagimu sampai kamu bisa berkata begitu. Sakit rasanya mendengar pengakuan terlebih ada keraguanmu yang menganggap aku masih hidup dalam masalalu ku, selama ini aku berusaha untuk membuktikan.

Aku sungguh-sungguh dengan komitmen yang kita buat. Bila aku masih hidup dalam masa lalu lantas mengapa selama ini aku habiskan waktu denganmu walau hanya dengan komunikasi, mengapa selu ada tanya dan sapa bila lama tak terdengar kabar darimu, ga mungkin secepat itu aku balas pesan darimu dan saat dering pertama berusaha untuk mengangkat teleponmu ketika terbaca namamu di layar hp ku bila rasaku padamu hanya separuh hati. Aku menaruh harapan besar kepadamu tentang kita, banyak mimpi-mimpi yang aku buat untuk kita kedepannya. Lalu mengapa masih beranggapan kalau aku ga bisa move one, itu sakit teramat sakit kau seperti menuduhku dan ga ada kepercayaan.

Dan ketika tangis ini semakin pecah karena rasa sakit yang ada di dalam dada, ingin rasanya mendapat pelukan, ingin rasanya menghambur tidur di pangkuan seseorang namun ga ada siapa pun disana. Aku merasakan kesepain dan kesendirian bahkan untuk memanggil satu nama pun tak ada yang bisa aku ucap karena memang ga ada. Aku ingin memanggil namamu, menghambur dalam pelukanmu tapi bukankah saat ini kau masih marah denganku. Hanya ada air mata yang menemaniku saat ini, aku ingin mendapat satu pelukan, sebuah genggaman dan elusan di kepala untuk menenangkan hati ini, bahwa semuanya baik-baik saja, aku ingin di peluk yo.

Aku ingin satu peluk dari Tuhan saat ini, aku ingin memanggil satu nama namun aku tersadar bahwa hanya kamu dan aku hanya bisa mengucapkannya dalam hati karena aku tak yakin kamu akan memberikan satu pelukan hangat itu untukku saat ini, ketika katimu dipenuhi dengan amarah dan prasangka yang sebenarnya itu ga ada.

Tak ada yang bisa aku lakukan selain memeluk diriku sendiri. Kedua tangan inilah yang menenangkan isakan yang tak bisa aku hentikan. Berapa banyak persediaan air mataku ini ada, mengapa sepertinya tak menyurut sedikitpun bahkan ketika aku mencoba menghentikan, air mata ini terus saja mengalir bahkan di dalam dada ini terasa sangat sakit. Seperti tersayat oleh benda yang sangat tajam dan dalam, bagaimana aku bisa mengontrol diriku jika begini.

Menenangkan diri sendiri yang lagi kalut dan tak terkontrol dengan rasa sakit itu membutuhkan perjuangan, di satu sisi merasakan bagaimana sakitnya namun disisi lain tak ingin terlihat lemah, berusaha untuk tetap kuat dan tegar demi diri sendiri. Tuhan peluk aku, ingin kurasakan tangan hangatmu di kepalaku. Mengalah itu tak mudah, aku yang kaku harus mengalah dengan sesuatu yang ga aku lakukan. Inikah pembelajaran yang Tuhan berikan kepadaku hari ini melalui kamu...???!

Aku hanya tak ingin keadaan semakin kacau. Aku bukan orang yang dengan gampangnya akan menyia-nyiakan kepercayaan namun bagaimana pun aku menjelaskan tetap saja kau tak mempercayaiku lalu kepercayaan seperti apa yang kau pegang selama ini. Bila kau percaya apa yang kamu lihat lantas mengapa kau tak melihat apa yang sudah aku lakukan selama ini, mengapa semua tertutup kecumburuan yang ga beralasan dan sebenarnya itu ga ada. Aku capek untuk menceritakan sekali lagi tentang arti komitmen dan kepercayaan terlebih tentang masalalu ku yang sudah lama berlalu. Peluk aku yo, aku butuh kamu.