8/31/2015

Y ~ Pertarungan


19:28
A : "Yo yo yooooo"
Terlalu susah mencarimu. kamu sembunyi dimana"
Y : "Kenapa yoo"
A : "Dari siang mencari ga pernah nemu... cuma hitam doank malah blank"
Y : "Ndak bersembunyi yo. Abis maghrib tadi aku langsung meditasi. Aku ndak melihat dengan jelas, tapi ada gambaran. aku panas, pusing, berat. Trus aku lepas."
Y : "Yoo "
A : "Gambaran apa yo"
Y : "Yoo"
A : "Dalem"
Y : "Yoo"
A : "Dalem"
Ada apa seh sebenarnya, sedikit bingung melihat panggilan berkali-kali tapi saat dijawab malah diam. Bahkan aku tunggu pesannya masuk namun sampai larut malam ga ada kelanjutannya. Aku merasakan sesuatu yang terjadi tapi ga tau itu apa. Hingga pagi pun ga ada kabar darinya dan karena hawatir aku beranikan diri untuk menyapanya.

A : "Yoooooooooooooo"
Y : "Yoo"
A : "Yooooo
Y : "Iya yoo"
A : "Ngumpet lagi"
Y : "Ndak ngumpet yoo"
A : "Trus kemana kok aku panggil ga dateng. Masih sakit ya, kok kliatan ga semangat juga sedih gtu"
Y : "Ndak tauu."
A : "Kmu kenapa seh yo..."
Y : "Ndak tau yoo"
A : "Daritadi ga tau terus to yo. Coba deh crita apa yang kamu rasain"
Y : "Aku ndak tau. Darimana aku cerita, aku juga bingung yo"
A : "Cukup yang ada di otak aja yo. Entah itu tengah apa akhir ga jadi masalah".

Y : "Yang aku inget cuma berkelahi, diujung aku menang. Setelah itu aku tersadar, dan badanku lemah, sakit."
A : "Posisi tidur apa masih terjaga"
Y : "Maksudnya?"
A : "Maksudnya saat berkelahi itu kamu udah tidur apa masih melek"
Y : "Udah tidur, tapi sepertinya tidurku jug ndak wajar. Pokonya terakhir aku pangil kamu berulang, bahkan di bm ama wa.
A : "Iya aku balas itu. Ya mikir juga seh kenapa manggil manggil terus. Wujudnya tau ga yo. Kemaren aku kirain kamu ke menara lagu lho. Masalahnya feelingku kamu disana malah ngajak aku"
Y : "Awal nya orang tapi berubah jd harimau."
A : "Sempet ngobrol ga"
Y : "Ndak, langsung serang gitu aja. Selebihnya aku ndak inget."
A : "Gambar yang dikirim ke kamu tu apa. Maksudnya gambarnya"
Y : "Ini aja masih ada efek, kepala berat badan lemes. Foto orang setengah baya, ada kumis mata tajem seperti mengenakan jumper dikepala. Sampai sekarang aku ndak tau apa maksudnya. Apa ada sesuatu yg salah di perbuatanku."

A : "Kemaren kmu habis emosi ama ibu kan. Memangnya orang yang ngirim itu ga ngomong apa-apa". Sebelumnya bicarain apa gtu
Y : "Iyo. Yang ngirim ntu poto cuma bilang --> beliau sedang marah, jangan disebar. Cuma itu doang."
Y : "Ndak ada pembicaraan atau bentuk sapaan."
A : "Benar perkiraanku"
Y : "Maksudnya?"
A : "aku ga tau ni benar apa enggak tapi itu salah satu cara buat merubah kmu. Emosi kamu belum bisa terkontrol dengan baik yo. Ada yang pernah bilang kalau kamu ada yang jaga apa ngikuti ga"
Y : "Dibanding sekarang, aku udah tidak seliar dulu, meski sekarang masih ada sisa. Ada, dulu ada yang bilang."
A : "Bilangnya gimana"
Y : "Ya pokonya gitu dah"
A : "Gitu gimana... Aku mau cocokin benar ga yang aku liat"
Y : "Apa yang kamh liat?"
A : "Pernah suatu hari liat DP kmu. Aku liat ada sesuatu. Mungkin yang ngikuti/jaga kamu tapi wujudnya binatang, bukan manusia. Binatang buas... trus nangkapnya otakku ya harimau".

Y : "Hahahaa"
A : "Malah ketawa. Benar ga. Aku mikirnya mungkin kelakuanmu yang susah di atur emosian dsb terpengaruh ama yang ngikuti kamu. Jadi bukan kamu yang ngontrol tapi kamu di kontrol. Benar ga yo. Maap ya kalau salah ini cuma sekedar apa yang sepertinya aku liat aja"
Y : "Km tajem."
A : "Tajem gimana"
Y : "Lalu harus gimana? Diusir atau dibiarin dengan langkah dirubah/merubah?"
A : "Gapapa. Cukup kamu coba nguasai aja. Antara kmu ama dia belum bisa menyatu, dalam artian kamu belum bisa mengenalinya. Ni aku bicara apa yang aku rasakan aja ya yoo"
Y : "Sungguh susah untuk menguasai."
A : "Binatang itu milik seseorang, yang ditugaskan jaga kamu tapi terlalu banyak ulah makanya yang punya datang dan marah"

A : "Kmu bisa yo"
Y : "Dulu sempat terbesit tentang prabu siliwangi. Namun aku belum yakin. Padahal aku disuruh yakin."
A : "Biasakan melihat masalah dari berbagai sudut pandang walaupun itu membuat kamu terluka sekalipun. Mungkin juga. Beliau agak tua, benar pake ikat kepala, orang dimasa lalu tapi ga tau itu siapa"
Y : "Iya,"
A : "Kalau pas emosi kaya kemaren coba ajak bicara dirimu sendiri bahwa ini bukan sepenuhnya kesalahan mereka kamu juga ikut andil menciptakan kejadian itu"
Y : "Yoo, aku belum bisa berfikir atau melihat. Entahlah semenjak kejadian malam itu aku jadi off."
A : "Karena masih ada sisa emosi yo"

A : "Gini aja kamu bicara dengan dirimu sendiri, minta maaf tentang semua ini. Lalu sejak detik ini mencoba merubah/membenahi diri. Sering berbincang dengan dirimu agar bisa saling mengenal"
Y : "Mungkin"
A : "Aku pernah bilang kenali suara hapalkan satu persatu."
Y : "Iya."
A : "Kamu terlalu banyak mendengar suara dan semua kamu turuti. Itu salah yoo. Kamu harus bisa memilah mana yang baik mana yang enggak jangan semua di turut. Hasilnya ya gini kamu pusing sendiri setiap misi ga kelar hanya separu jalan trus buntu. Benar ga kamu mendengar banyak suara dan kamu turuti... malah mengabaikan suara yang berasal dari dalam dirimu"
Y : "Iyo. Mungkin aku terlahir sebagai pengabdi, entah untuk apa dan siapa, aku bulum tau. Makanya setiap ada suara aku turuti, tanpa aku berfikir jauh kedepan. Yang aku tau, aku melakukan tugas."
A : "Bukan.... jangan berpikir begitu. Kamu hanya ga punya pegangan apa lagi yang ngemong kmu juga ga bisa diam. Setelah ini udah tau belum apa yang harus kmu lakukan..."
Y : "Iyo. Belum tau "

A : "Nah nah naaaah. Kamu netralin dulu amarahmu. Mungkin yang menutup beberapa hari ini ya ini yo ampe ga bisa saling meeghadirkan, ga bisa melihat keberadaan yg lainnya"
Y : "Iya. Mungkin."
Dari beberapa hari yang lalu kita sama-sama ga bisa saling menghadirkan meskipun sudah dipanggil-panggil beberapa kali yang terlihat hanya hitam. Bahkan biasanya mudah saja bagi kami untuk datang dan melihat sedang apakah aku atau dia saat itu namun beberapa hari ini ga bisa, bagaimana pun kaai mencoba yang terlihat hanya hitam. Bila tetap mencoba menerobos yang ada kepala menjadi sakit.
A : "Masih ingat ga siapa orang yang bilang bahwa kamu ada sesuatu"
Y : "Masih. Abah yanhg ada dibrebes. Beliau pula yang selalu mengingatkanku untuk sholat. Beberapa bulan kemarin sempat ketemu dijogja. Beliau mau pulang meluk aku sambil berbisik --> jangan tinggalkan sholat."
A : "Cukup beliau aja yang jadi panutan yoo. Kalau orang lain ada yang bilang ini itu dengarkan tapi jangan terlalu di pikir. Beliau yang lebih mengerti dirimu ketimbang yang lain. Sholat itu bisa membuatmu tetep adem yo"
Y : "Iya"

A : "Kamu masih labil yoo karena itulah sebenarnya ibu kamu marah. Jujur ya sebenarnya aku juga hawatir ama kmu, soalnya kmu tu kaya blm punya pendirian. Masih ngikuti arus, kesana tar kesini ga yakin ga mantep n blm bisa bedain /memilah mana yg harus di ikuti mana yang enggak. Makanya pernah kan aku bilang yoo jangan aneh-aneh"
Y : "Awalnya aku berfikir, dengan aku melakukan semua ini aku akan menemukan jati diri, bahkan pendirian yang kuat."
A : 'Udah nemuin belum"
Y : "Belum"
A : "Malah semakin bingung"
Y : "Iya"
A : "Oke, gimana kalau dimulai dari awal
Y : "Caranya..."
A : "Kenali dirimu... abaikan smua misi yang lalu. Buat formulamu sendiri yo."

A : "Sekarang sakit kepalamu udah mulai berkirang"
Y : "Iya. Kepala udah terasa mulai enteng. Tapi masih lemes"
A : "Gpp yo, lo lemes itu biasa. Kamu boleh main ama siapa aja, boleh menimba ilmu tapi ambil yang baik-baik saja ya #bighug
A : "Sakit kepala kamu tadi sampe ke aku lho "
Y : "Iya. Pantesan, sakit kepala ini berkurang. Seperti ada yang ngambil"
A : "Daritadi iya iya terus deh aah"
Y : "Hehe...Lah piye? Lagi embuh iki aku. Haduuuuuh"
A : "Biasanya kan bales seenggaknya tanya-tanya apa lah ini dari tadi cuma dengerin anteng doank.

A : "Gmn kalau kamu maen ke menara aja biar tenang"
Y : "Namanya juga lagi embuh. Seperti nya ide bagus, tadi pagi adekku juga ngajak kemenara, namun belum aku iya-kan."
A : "Kesana aja yoo. Tar kalau masuk aku ikut ya"
Entah mengapa setelah mendapat kiriman pic menara kudus dari yongsa ada sesuatu disana yang membuatku tertarik. Aku melihat di menara seorang pria mengenakan baju Jawa lengkap dengan ikat kepala dan beliau terlihat sabar juga ramah. Beliau tersenyum.
Y : "Belum ada panggilan privat."
A : "Iyo. Aku laper, ada ide makan apa? *manja*

A : "Udah kesana aja, sekedar maen"
Y : "Bubur ayam" karena aku masih ingin bubur ayam jadi ya yang keluar itu, siapa tau ada yang sadar trus beliin gituh.
Y : ".......... Bubur ayam? Duuh. Ada yg lain?"
A : "Pecel. Kalau ga maem makanan khas sana aja yo"
Y : "Kapan hari lalu maem pecel, ndak sreg. Sepertinya soto kerbau bikin gagah.. Kamu gi apa yo."
A : "Emang enk soto kerbau"
Y : "Ndak tau juga, belum nyoba. Hehe"
A : "Gi bbm an ana kmu sambil lirik-lirik tipi"
Y : "Aku ndak sedang bbm an ama km ah. Tipi muluk yang dilirik. *sebel*
*cemburuh*
A : "Eh wa deng. Hahahhaa"

A : "Aku kmrn ke pagoda ama sampokong. Ampe pulang jam stengah 9an"
Y : "Wooooooooooo"
A : "Hehehehe"
Y : "Nanti dl yo, aku belum pulih."
A : "Iya iyaaaaa. Udah sana makan biar lemesnya ilang. Mau ga ni aku habis buat kopi"
Y : "Dibuatin bubur kacang ijo ibu."
A : "Naaaah enk bener"
Y : "2 hari baru kemasukan bubur kacang ijo, 2 mangkuk pun.
Yasalam. -_____- Aku merasa rakus."
A : "Kamu doyan to. Hahahahaha

Y : "Tadi pagi aku juga nyeduh kopi, kopiku tinggal sepertiga.
A : "Makanya ga perlu jaim-jaim laper ya makan"
Y : "Bukan doyan, mungkin laper. Aku mengabaikan nasi. Duuuh. Aku ndak jaim yo. Iiiiih"
A : "Aku ga doyan kacang ijo, kalau makan tak ambil aernya aja Jangan-jangan lagi diet ya. Lha tu ampe ga makan"
Y : "Kebalikannya, malah aku saring, aku buang airnya. Aku makan kacang ijonya. Bukan diet, malahan kepingin gedein badan."
A : "Wah berati bisa jion donk kamu makan kacang ijonya aku aernya"
Y : "Dikira aku masih kecil, yang umur nya masih belasan karena liat postur tubuh ku. Entah ini penghinaan atau apalah, aku ndak paham. Laiyo, jadi ndak ada yang terbuang, ndak ada yg sia-sia."

Y : "Bubur cang ijo.... Oooh~ "
A : "Makanya mulai dirubah. Katanya juga mau berubah to. Mulai mikir kedepan yo ga hanya maen-main aja. Hu um ga ada yg sia-sia"
A : "Iyo"
A : "Wooooo" (30/08)


★Ell