13:53 terlalu cepat sepertinya aku datang kali ini. Udara panas di luar membuat sedikit gerah, setelah absen aku terduduk di kursi tamu yang ada di samping tempat absen. Tiba-tiba saja merasakan pusing dikepala, tercium bau yang sedikit apek seperti saat berada di dalam bus kota yang tak terawat. Kepala semakin pusing, juga kurasakan mual seperti mau muntah..
Setelah beberapa menit berlalu aku pun beranjak ke ruanganku, menyusuri koridor menuju ruanganku, berjalan masih dengan sebelah tangan di kepala sesekali memijit-mihitnya agar rasa sakit ini sedikit mereda. Sampai di ruangan kepala ini bertambah sakit dan mual semakin bertambah, tak hanya itu sesak napas pun mulai terasa. Melihat flor yang "gelap" meskipun lampu semua menyala. Pandangan mataku tak pernah bisa diam, mengitari seluruh ruangan entah apa sebenarnya yang aku cari aku sungguh tak mengerti. Namun yang pasti pusing, mual dan sesak napas ini ga bisa aku tahan. "Apakah ini mual karena masuk angin...??? Kalau iya kenapa bau apek yang sedari masuk aku hirup masih tak mau hilang". Ada salah seorang teman yang berasumsi mungkin ini bau nasi kotak, AC yang ga dingin membuat sirkulasi udara ga berputar dengan baik kebetulan hari itu ada salah satu penggede perusahaan yang berulang tahun., tapi mereka makan bersama sejak jam 12 tadi gimana bisa selang 2 jam bau makanan itu enggak hilang dan itu juga aku meeghirupnya dari pintu masuk kantor. Bukannya bau makanan enak tidak apek begini....
Ga kuat menahan mual dan pusing juga sesak yang membuat beberapa kali sempat aku menghembuskan napas berat untuk mencoba meegurangi sesak yang ada di dada namun sama sekali ga membantu. Aku pun bergegas meluar dari ruangan keluar kantor. Menghiraukan pertanyaan teman yang melihatku keluar tergesa-gesa. Sampai di luar aku coba mengatur pernafasan dengan menghirup napas panjang dan membuangnya dengan cepat. Helaan napas berat ini pun beberapa kali aku lakukan dan perlahan pusing, mual, bau apek dan sesak napas menghilang.
Mungkin ada beberapa orang yang keheranan dengan tingkahku yang tak seperti biasanya, bahkan security yang setiap hari care denganku pun ikut keluar dan menanyakan ada apa gerangan yang terjadi, namun setelah aku bilang apa yang aku rasa sepertinya ia mengerti. Beberapa menit di luar membantuku menetralisir keadaan. Namun ketika satu kaki melangkah melewati pintu masuk bau apek dan pusing itu kembali datang. Melihat begitu gelap, "aku ga suka.... bilehkan aku ijin pulang untuk hari ini". Ga kuat..., dan aku pun kembali keluar tak jadi masuk. Mencoba menguatkan diri, dari dalam diriku seperti ada yang berbisik untuk berzikir, itu pun tak aku buang kesempatan dalam hati aku mulai lafalkan zikir juga surat-surat pendek yang aku bisa. Setelah beberapa saat menghirup udara di luar lumayan sedikit tenang, lalu aku pun kembali masuk kedalam. Ternyata mulutku yang komat kamit karena dada ini sibuk dengan degupan yang mulai tak menentu membuatku ga konsen sehingga aku melafalkannya, dan kebetulan juga ada yang melihat namun tak aku hiraukan keheranan yang sedari tadi ia utarakan "ga ada apa-apa" itulah jawaban singkat yang tak butuh penjelasan dan tak bisa mengulang pertanyaan yang lain, seperti tanda baca 'titik' yang membuat pembacanya harus berhenti.
Langsung nyelonong ke ruangan namun masih sama, flor tetap terlihat gelap. Seperti ada sebuah pertemuan besar yang tak terlihat mata biasa, itu yang aku tangkap. Perut kembali mual, bau apek, pusing dan sesak napas. Aku coba menenangkan diri masih dengan zikir dan surat pendek meski dengen memegangi kepala yang terasa berat saking pusingnya. Aku coba menghirup minyak kayu putih dan mengolesi tangan juga tengkuk untuk menghalau apek seperti di bus namun kagak mempan.
Terduduk di depan fileng kabinet di ruangan sebeh (milik teman) mata masih mengedarkan ke penjuru ruangan namun selalu mengarah ke luar. Entah yang lain menyadari perubahan sikapku, terutama sorot mataku, karena tanpa disadari aku merasakan perubahan dalam diriku. Aneh... benar-benar aneh. Puas 'ngelesot' di lantai aku kembali ke bangku ku semula namun masih sama mata ini tak pernah bisa lepas dari flor, melihat kesegala penjuru namun kali ini flor sudah tak segelap sebelumnya, terlihat agak terang. "Jangan ganggu disini, ganggu saja yang menyuruh mengobrak-abrik tempat ini. Pindah saja ke ruangan pojok yang lebih enak, lebih empuk, lebih nyaman, pilih saja yang mana mau ditempat bos, sampingnya atau di sebelahnya terserah yang mana saja boleh tapi jangan disini" ujarku dalam hati yang aku sendiri tak mengerti apa sebenarnya dengan kata-kataku.
Semua serba tiba-tiba, terbesit dalam pikiran untuk ke toilet. Selain memang kebelet pipis juga seperti ada yang menyuruhku untuk ke toilet dan disana aku merasakan hal yang sama juga. Bergegas ke toilet yang kebetulan kosong. Ternyata berbeda, di toilet aku ga merasakan sepusing ataupun semual pas melewati flor ataupun di ruangan yang menghadap langsung ke flor (hanya dibatasi penyekat pendek daja). Menyempatkan untuk cuci muka, dan ketika melihat ke arah cermin sedikit kaget juga "inikah wajahku saat ini...???" Bukan karena muka yang berubah setelah cuci muka namun di dalam bola mata itu ada yang lain, terlebih sekarang mataku terlihat lebih belok, tajam dan kosong, wajah lelah yang terlihat. Mungkin seperti inilah gimana ketakutannya Ari ketika melihatku saat kita ngobrol bareng di cafe yang lalu.
Sedikit enakan, aku pun kembali ke ruangan. Perlahan rasa sesak berubah menjadi deg degan, berusaha menyibukkan diri dengan browsing meskipun tak tau apa yang harus di baca, asal saja untuk mengalihkan pandanganku. meskipun masih dengan menopang kepala yang pusing. Masih sesekali mengedarkan pandangan ke flor dan sekarang suasana "gelap" yang aku lihat tadi pun menghilang. Sudah terang meskipun terlihat remang. Dan entah sejak kapan bau apek itu pun juga tak tercium lagi olehku.
Bila memang ini suati proses yang harus aku jalani, aku akan coba kuat. Meskipun ini sedikit banyak mulai menciutkan keberanianku. Dan setelahnya badan ini pun berasa lemas.
sepenggal cerita yang lalu