1/18/2015

Tersesat

Perjalanan mencari jalan keluar dari labirin kehidupan tak semudah seperti ketika kita lihat dari luar di tempat yang tinggi. Jika dari ketinggian kita bisa memilah jalan mana yang benar dan jalan mana yang akan membawaku ke jalan buntu namun jika kita menjadi obyek si pengembara tak tau harus berbelok atau luruskah arah yang benar, hanya bisa mengandalkan intuisi dan keyakinan melangkah. 

Lagi... Sekali lagi dan lagi.... Aku tak tau apa yang mereka pikirkan dan apa yang bisa membuat mereka merasa nyaman namun tolong aku... Jangan raih aku dalam duniamu, aku bukanlah black hold. Biarkan aku tetap waras di duniaku, tau batas antara nyata dan hayalan. Jangan ikuti aku ataupun mendorongku kedalam jalur dalam peta perjalananmu itu akan menempatkanku pada satu posisi yang salah dan disalahkan.

Jangan pernah mengharap perhatian lebih dariku karena kau tak lebih dari sekedar teman, dan aku juga tak pernah meminta untuk diperhatikan ataupun menyuruhmu belajar peduli itu semua inisiatif tanpa ada yang meminta lalu mengapa kau menuntut ini itu padaku....

Biarkan kita tetap menjadi teman, jangan ada hal lebih yang akan membuatku perlahan menyingkir, menghindar lalu pergi. 

Perjalananku terhenti, berbelok pada jalan yang salah. Kali ini bukan jalan buntu namun satu tempat yang menghadirkan penggalan cerita. Entah satu kebetulan atau memang takdir yang membawaku mengenalmu bersama kehidupanmu. Aku percaya setiap pertemuan akan memberi kita pengalaman dan pelajaran baru, namun kali ini aku tau batas-batas yang tak boleh di langgar. Tetap mawas diri, teguh pendirian, tak melupakan tujuan awal dan yang terpenting baik-baik menjaga hati tanpa membuat sakit hati.

Allah mengajarkan ku kuat dari hal-hal yang hadir dalam kehidupanku.