"Hanya orang yang memiliki jiwa empati tinggi lah yang bersedia memikirkan kepentingan orang lain dan tak bersikap egois pada situasi-situasi tertentu"
Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk ngertiin kita, begitupun orang lain yang tidak bisa memaksakan agar kita bisa ngerti apa yang dia inginkan. Setiap orang memiliki keunikannya masing-masing namun apa jadinya bila seseorang dalam beberapa hal berusaha menempatkan dirinya di posisi orang lain sedangkan dia yang mencoba dimengerti tidak memberikan imbal balik malah memilih untuk menuruti ego dalam dirinya. Pernahkah kalian merasakan hal semacam itu? Nyesek.
Egois dan ingin menang sendiri, salah satu sifat yang sepertinya sudah melekat dalam diri manusia, hanya saja kadarnya antara yang satu dengan yang lain berbeda, ini dikarena peran kontrol diri. Bagaimana orang itu bisa mengendalikan ego? Seseorang katakan bisa menguasai dan punya kontrol diri yang baik maka bisa dibilang akan memiliki empati yang tinggi terhadap sesama sedangkan bila ego dan rasa selalu ingin menang sendir yang dominan maka kecongkakan dan tak mau kalah dengan yang lain akan selalu membayangi kehidupannya.
Kecewa sudah pasti ketika rasa empati yang kita berikan kepada orang lain malah dianggap suatu kelemahan. Setelah berusaha menempatkan diri di posisinya, mencoba mengerti dengan kesulitan yang dia alami lalu dengan entengnya mendikte untuk memilah hal-hal yang dianggap baik bagi dirinya dan menyisakan yang ga enaknya kepada yang lain. Apakah dia tidak pernah sekali-kali berbalik memikirkan yang lain... Ya itulah kehidupan, bahkan ketika berada di posisi sulit atau tersudut tak segan akan mengorbankan teman untuk menyelamatkan dirinya.
Hati adalah alat yang sangat ampuh untuk kontrol diri yang baik. Kuasai hati dan selalu berpikir positif agar hati juga terbiasa memberikan sugesti positif kepada otak.