Di luar udara begitu terik, mungkin penguasa siang tanpa sengaja memutar tombol terlalu kencang hingga mencapai angka diatas rata-rata dari biasanya. Namun berbeda di ruangan sempit yang berukuran 3x3 ini yang hampir tiap tak pernah berhenti diguyur hujan.
Bagaimana jika sekali-kali keadaan ini dirubah, biarkan di luar sana saja yang diguyur hujan agar tanah yang sudah mulai retak-retak, pohon yang mulai meranggas dan semut yang suka berkeliaran bisa merasakan kesejukan kembali. Sedangkan pemilik hati yang selalu merajuk bisa kembali menceritakan kegelisahan hatinya kepada hujan.
Langitku saat ini tak berpihak padaku, panasnya mentari seakan bisa menembus relung hati membuat satu-satunya pohon harapan yang masih tersisa mulai meranggas. Aku takut bila di dalam hati ini tak lagi ada satu batang pohon yang tersisa, hingga menjadi tandus dan gersang. Dan bila itu terjadi mungkin saja juga akan mematikan sumber telaga yang akhir-akhir ini sering mengalir untuk sedikit meredakan kesakitan hati bila telaga ini pun sudah kering, semuanya sudah terlambat tidak ada lagi yang bisa diselamatkan karena ini akan menjadi kota mati.
Masih adakah yang peduli...