Untuk kesekian kalinya kita tak banyak menyapa, hanya sapaan kecil sebagai pengawal hari. Entahlah harus bagaimana, aku takut menyapamu disaat kau marah. Walaupun kamu bilang "aku ga ingin di takuti" namun aku takut yo. Bahkan untuk memanggil ataupun menuliskan 'yo' di antara rentetan kata pun enggan kamu lakukan :(
Aku tak menyukai suasana seperti ini yang hanya menghadirkanmu di dalam diam, aku ingin suasana ramai, bisa berbalas pesan hingga mendengar suara renyahmu yang membuatku tenang seperti biasanya. Namun semua memang salahku,
Aku yang tak tahu diri yang selalu membuatmu marah.
Aku yang tak pernah bisa memahami dan mengerti segala inginmu.
Aku yang tak bisa menempatkan diri, yang tak bisa selalu menghadirkanmu di dalam setiap aktifitasku.
Aku yang selalu mengabaikanmu.
Aku yang selalu sibuk hingga mengacuhkanmu tanpa memberi kabar sedikitpun padamu.
Aku yang tak pernah bisa menyediakan waktu walau hanya sedikit untukmu.
Aku yang tak pernah mengerti apa maumu.
Aku yang punya masalalu yang seharusnya tak kupunya dan seharusnya ku benci.
.
.
.
dls
Semua-semua yang terjadi adalah kesalahanku, hingga membuat kesabaranmu habis. Namun ketika kamu marah aku sama sekali tak menyukainya, jangan biarkan keadaan ini berlangsung lama. Aku takut dan sama sekali ga menyukai kediamanmu kepadaku. (13/02/16)
★Ell