Kenapa ya rasanya sakit saat bertanya "kamu lagi apa...?!" dan mendapat jawaban bila sudah ada di suatu tempat. Rasanya itu perih. Entah itu apa namanya yang pasti aku merasakan perih di dalam dada.
Begitu klisekah, percuma, atau malah ga penting sama sekali untuk berpamitan.
Memangnya harus ya berpamitan bila kemana-mana, toh kalaupun pamitan juga akan mendapatkan jawaban standar "ati-ati ya..." ga ada kata lain kan kecuali kata-kata itu.
Iya. Memang selalu kata "ati-ati..." yang menjadi jawaban makanya itu sudah tau kata itu yang akan keluar, sampai hapal diluar kepala (*tertunduk) sehingga ga perlu lagi untuk berpamitan.
Aku hanya ingin tau sedang apa kamu disana. "bukankah sudah di jawab bila ada di ... (tempat) lalu mengapa masih saja memasang muka masam seperti itu...???!" Maaf..., maaf bila aku terlalu ingin tau. Ingin terlihat dibutuhkan dan diistimewakan dengan mengetahui segala macam aktifitasmu, ingin dianggap ada dimanapun berada dengan menjadi orang yang selalu kau kabari dan kau pamiti ketika bepergian.
Memang benar percuma saja berpamitan toh aku juga tak memberikan apa-apa, hanya kata standar yang anak kecil pun sudah tau dan begitu hafal dengan jawaban yang akan akan terlontar.
Mungkin aku yang terlalu sensitif, terlalu menggunakan hati pada hal yang ga penting (mungkin buat orang lain begitu tapi penting bagiku), aku yang selalu menuntut ini dan itu, memberikan banyak larangan sehingga membuatmu jengah hingga tak bisa bergerak bebas.
Kenapa, apa kamu keberatan bila harus berpamitan jika kemana-mana....??! Enggak, itu akan selalu aku lakukan. Kemanapun aku pergi akan berpamitan kepadamu tanpa meminta hal yang sebaliknya. "Lantas mengapa kau menulis panjang lebar seperti di atas....??!" Maaf..., itu hanya sekedar pelampiasan untuk mengusir rasa perih di dada. Bukan untuk siapa-siapa, hanya untukku sendiri. (30/08/16)