***keesokan harinya***
A : "Yoo... Mas ku ga punya. Katanya yang ori mahal bisa jutaan puluhan bahkan ratusan juta. Tegantung cerita magis yang mnyertainya"
Y : "Hahahaa... Dari kita tidak membelinya. Justru yang punya barang itu harus merawat. Kita hanya meminjam sebentar. Nanti ada uang untuk yang empunya itu. Lebih dari ratusan juta. Ya udah kalau memang kamu tidak ada. Udah jangan tanya barang itu kepada siapapun. Terkecuali orang itu yang bilang sendiri."
A : "Ooow gtu. Aku udah mudeng :p "
Tiba-tiba saja dari dalam diriku mendapat cerita tentang barang yang dicarinya komplit dengan segala hal yang ada di dalamnya.
Y : "Sedikit cerita nya sperti itu.. Iya percaya, makanya aku rada ngebuka ke kamu walau sedikit. Aku percaya kamu.
A : "Sekilas udah punya gambaran cara kerjanya dan buat apa, tapi ya ga tau benar enggaknya seperti yang aku bayangkan atau bukan"
Y : "Coba ceritakan sedikit aja"
A : "Ga mau"
Y : "ayolah. Ayolah sayang ((SAYANG)) " *dikeplak*
A : "Sebenarnya ga perlu dicari suatu saat bila waktunya udah pas pasti ketemu sendiri kok"
Y : "Hahahhaaa..."
A : "IItu seperti buat petunjuk dan kaya kunci aja to"
Y : "Beliau udah menunggu."
A : "Tapi kan belum diarahkan"
Y : "Bapak kita no 1 udah menunggu."
A : "Tunggu sebentar lagi. Pertajam aja kepekaan"
Y : "Siap. Lagi apa ini, wis makaryo po?"
A : "Gi males-malasan. Belum, masuk jam 2"
Y : "Kalau lagi malas-malasan mah ndak usah kamu bilang, aku juga tau. Pan emang kamu spesialisnya males."
Hahahaha..., selalu saja ada protes jika kata malas keluar dariku. Bukan karena kamu ga menyukainya hanya saja agarku belajar dan bergerak bukan hanya mengikuti arus namun juga harus mempelajarinya agar tak hanya bisa bertahan namun juga melawan arus untuk kebaikan. Bukan jadi pengikut namun menjadi pencetus atau penggerak terutama diriku sendiri.
A : "Ngomongin kaya gini kenapa sekilas malah bayangin desa kecil agak pelosok, sepi, rumah khas desa kecil yang punya udah tua"
Y : 'Hahahhaaa....Udah tau juga masih nanya aja"
Y : "Hahaha, aku malah terbayang rumah seperti gubuk di hutan yang ada aliran air kali yang tidak terlalu besar, lebih dari kuno kalau kata anak jaman sekarang.
Ya maksudnya lg nonton tipi atau melototin lepi mu itu
Kata orang sih gini --> Malas. Satu-satunya penyakit paling mematikan di semesta. Bukan kamu yang miara sifat malas, tapi Sifat malas yang miara kamu.
Dikendalikan mulu. Hiii sereeeem"
Hmmmm..., ada benarnya juga perkataannya. Bila di pikir memang malas itu seperti kuman yang meraja lela hidup untuk menyebarkan penyakit dan mengendalikan manusia untuk jadi pengikutnya.
A : "Iya rmhnya kecil ya mirip gubuk tapi di tempati kok. Emang tempatnya agak kedalam hanya ada 1 rumah dan bisa dibilang sedikit gelap dengan rimbunan pepohonan tinggi.
Udah lama ga buka lepi, sejak ujan besar lepiku aku ungsiin di kamar ibu malah rusak"
Y : "Iya, memang tempat tinggal."
A : "Ada saatnya memanjakan diri"
Y : "Memanjakan diri itu tidak dengan bermalas-malasan. Hiiii pembelaan mulu, tapi ndak ok cara nya."
A : "Kok kaya daerah kulon progo ya (wates masih lurus terus) Hahahhaaa
Trus kamu gi apa, paling juga masih sarungan"
Y : "Aku belum bisa bilang dimana tempatnya, cz aku sendiri belum tau. Bukan hal aneh, hanya kagum, terbayang situasi tapi tidak tau keberadaannya."
A : "Coba bsok kamu halan-jalan kearah sana"
Mengingat saat ini dia masih berada di Jogja belum pindah ke daerah lain. Orang yang nomaden ga bisa diam lama di suatu tempat. Hadeeeeh yo....
Y : "Kalau aku jelas sedang olah raga. *jempol bergoyang, ngetik* hahahaa.
Abis makan aku. Enak aja dibilang masih sarungan. Aku udah nyuci, ngepel. Udah mondar-mandir.
Aelaaaaaah. Tak pernah ternilai dimatama *drama*
Tepatnya daerah mana?"
A : "Kan ga pernah laporan mana bisa tau.
Ya tadi wates lurus aja terus. Kamu niatin aja pas brangkat"
Aku hanya melihat jalan yang sudah rata, sebuah rumah kecil sendirian dengan kanan kirinya pohon-pohon yang sangat rimbun. Seorang pria setengah baya, ila dilihat orangnya baik, pandai, ramah, namun sedikit pendiam. Seorang pria sederhana yang bersahabat dengan alam, tau bagaimana memperlakukan alam dan memanfaatkannya.
Y : "Insya allah."
A : "Jam 10an ya brangkatnya. Kalau besok ga bisa ya nunggu bulan depan"
Besok masih boleh, meskipun ga yakin akan menemukannya namun setidaknya pencarianmu tinggal selangkah lagi. Bila kamu esok bergerak maka setidaknya juga menggerakkan apa yang kamu cari untuk mendekat.
Y : "Itu nanti kalau aku udah ndak liar. Hehe. Karena itu sebuah ketenangan."
A : "Eh ya mumpung inget, kamu tau maksud 5 dari 4 ga. Tuh kan..."
Y : "Cus dulu yo"
A : "Kemana ik. Ati-ati yoo" (18/08/15)
★Ell