8/13/2015

Perjalanan Tujuh Hari ~ RABU

Di pagi hatinya aku bercerita dengan mba N tentang di bangku merah juga tentang mimpiku semalam. Kaget mendengar komentar mba N yang mengatakan jika orang yang sekilas aku lihat itulah orang yang berusaha menutup, dia orang yang selama ini jahat ingin mencelakakan aku. Untung saja semuanya sudah hilang dan kejadian buruk tak terjadi. Mba N menyarankan untuk menyelesaikan misi di bangku merah agar semua tuntas sambil menunggu waktu untuk datang ke rumah mba N. Selama beberapa hari mba N membimbingku sampai tenaganya banyak yang terkuras untuk itulah aku menyarankan sementara mba N istirahat biar aku selesaikan misi ini sendiri, mencari dan mengolah apa yang sudah ada. Kasihan juga bila harus membimbingku terus sampai penyakit fertigonya kambuh karena energi yang sampai padanya.

Hari ini juga sama pulang kerja langsung ke bangku merah. Sampai disana saat parkir kendaraan mendapati pak Joko yang melihat ke arahku dan mengacungkan jempol secara samar kepadaku, weeeh itu sebuah nilai plus karena mendapat pujian dari orang lain. Angsung saja aku mendekatinya dan memberikan mukena yang aku beli kemaren, namun pak Joko tidak menerima apalagi menerimanya hanya saja ia langsung mengajakku masuk untuk menemuibpengurus mushola. Pak Joko menyuruhku langsung masuk namun aku menolak memilih untuk membeli tiket masuk terlebih dahulu.

Aku dipertemukan dengan bu Nur, wanita setengah baya dengan perawakan kecil yang bertanggung jawab dengan kamar mandi dan juga mushola. Setelah dipertemukan dan menjelaskan semuanya pak Joko pun berlalu, bu Nur mungkin juga bingung maksud mukena yang aku bawa lalu aku ceritakanlah apa sebenarnya yang terjadi dari penarikan ke tempat ini sampai ide untuk membeli mukena yang aku bilang semua ini adalah bisikan yang berasal dari suara hatuku, yang menurut bu Nur ini adalah keberuntungan karena tidak semua orang diundang oleh mbah Sampokong apa lagi sampai begini. Dan beberapa ceritapun mulai mengalir dari bu Nor, bu Sri (rekan kerja bu Nor) juga seorang pria entah siapa namanya yang juga bekerja disana. Ada cerita bila tetangganya pernah sisirnya di pinjam ada juga gayung dan beberapa cerita lain yang terkadang tak jisa akubtangkap dengan baik karena suara mereka sahut-sahutan sehingga aku sedikit kesusahan untuk mencerna. Meskipun menggunakan bahasa jawa sepertiku namun tetal saja kagak mudeng.

Bu Nor sedikit bingung juga apakah mukena yang aku bawa bisa langsung dipakai atau menunggu waktu khusus sesuai petunjuk yang diberikan mbah Sampokong. Ya aku bilang saja untuk itu tidak ada, mukena bisa langsung digunakan oleh semua orang yang sholat disana. Bu Nor menyarankan agar aku yang menggunakan mukena itu untuk sholat pertama kalinamun aku menolaknya aku bilang jika sudah membawa mukena sendiri yang aku taruh di tas. Tanpa menunggu lama bu Nor mencarikan gantingan untuk kedua mukena itu, ada yang unik disini bila biasanya mukena dilipat setelah digunakan tapi disini mukena di gantung, ini agar mukena tetap kering sehingga tidak apek bahkan jika siang di jemur. Lama ngibrol lalu aku minta ijin untuk duduk di bangku merah.

Karena ada acara di sepanjang jalan masuk sudah berjajar stan penjual makanan, ya antara ingin beli tapi juga sungkan aku pun mencari bangku kosong untuk sekedar melepas lelah. Mendapat bangku pas di depan, sedikit terhalang spanduk yang dipasang bila ingin melihat ke patung besar namun masih terlihat wajahnya. Hanya duduk dan memandang ke arah patung, tanpa di sadari tangan kananku mulai bergerak dan bergetar dengan sendirinya, segera saja aku menutupinya dengan jaket agar tidak terlihat orang lain walaupun tidak begitu kencang tapi tubuh yang rasanya seperti orang kesetrum (rasanya greng seperti kesemutan) sedikit mulai membuat lemas.

Ingin mendekat ke patung tapi ketika melihat angka di hp menunjuk angka 15:47 ada anjuran untuk sholat dulu sebelum menginjak ke acara selanjutnya. Beranjak dari tempat duduk menuju mushola. Disana ketemu bu Nor dan bu Sri beliau menyapaku dan aku pun meminta ijin untuk sholat terlebih dahulu. Di dalam aku melihat kedua mukena yang dariku sedang digunakan orang dan itu rasanya senang banget, suara hati juga menunjukkan inilah maksud dari semua ini. Rasanya bangga, seneng dan aaah pokoknya ga bisa diterjemahkan deh sebahagia apa aku saat itu ketika melihat kedua mukena dikenakan sholat semua dan aku pun menggunakan mukena yang aku bawa sendiri.

Selesai sholat saatnya untuk masuk ke dalam. Membeli dupa dan masuk ke dalam, langsung menuju ke kuil yang paling besar. Semua pengurus terlihat sibuk untuk menyambut perayaan nanti malam sampai besok. Di kuil aku ketemu dengan pak Bio yang mempersilahkanku untuk langsung masuk saja sekarang mumpung sepi sebentar lagi katanya akan rame tamu. Tidak seperti biasanya tempat ini ramai dengan orang-orang yang ingin ibadah juga orang-orang besar yang akan menghadiri acara besar ini. Ingin masuk tapi melihat di dalam ada orang yang lagi berdoa, aku tunggu di luar sambil melihat patung-patung (relief) yang menceritakan perjalanan Zheng Ho sampai ke tempat ini dan beberap kejadian tentang kebaikan Zheng Ho. Ketika melihat patung besar di luar ingin sekali menyentuh kaki beliau dan itu tak mungkin karena tempatnya yang sangat tinggi, lalu aku pun menyentuhnya sekarang di relief yang ada di luar goa. Sungguh luar biasa kekuatan yang beliau miliki selain beliau aku juga memegang beberapa patung (relief) lain dan sama energi di tempat ini sangat terasa.

Setelah yang ada di dalam keluar dan dirasa keadaan sudah mulai sepi aku masuk ke goa terlebih dahulu di depan pintu mengucapkan salam di pintu masuk dekat dengan air suci ada seorang mbak-mbak yang sedang mengisi plastik dengan air suci untuk dibagikan kepada yang datang. Setelah mengucapkan salam aku masuk duduk bersimpuh seperti biasanya. Aku melihat patung Zheng Ho sedikit berubah jadi semakin berwibawa dengan karisma yang sangat besar. Tertunduk perlahan aku berbicara dengan hati tentang mengapa membimbingku ketempat ini, dan segala hal yang intinya aku siap bila memang beliau sesekali ingin ikut dan berharap segala yang aku miliki bisa berguna untukku, untuk orang lain juga bisa membantu mereka yang membutuhkan pertolonganku. Aamiin semoga menjadi berkah buat semua orang.

Setelah beberapa saat baru lah pecah tangisku, terisak dan tangan juga mulai bergetar dengan hebatnya bahkan aku merasakan panas di sekujur tubuhku hingga keringat di dahi bercucuran dan badanku rasanya sedikit dingin dengan keringat yang membasahi baju dan menempel di kulit. Badan seperti bergetar hingga seperti terangkat. Terus saja terisak dan tiba-tiba dari arah belakang aku mendengar suara mungkin ada orang yang juga berdoa seperti aku, itu ga lama lalu ada yang datang lagi seorang perempuan yang duduk di samping kananku dan seorang pria, mungkin karena tempatnya penuh dia maju ke depan dan berdoa disana. Walaupun ada beberapa orang disana tangisku tetap saja pecah dan tangan juga masih bergetar. Berbicara dengan suara hati tentang apa dan mengapa, aku yakin beliau mengerti dan mendengarkan semua ucapanku.

Sepertinya hari ini semua orang sibuk begitu juga beliau karena memang hari ini adalah hari besarnya beliau. Tak lama aku berada disana, bahkan aku merasa diacuhkan karena kesibukan beliau hari ini dimana banyak tamu yang datang untuk itulah aku tak lama berada di dalam setelah getaran dan isak tangisku berhenti aku pun segera keluar, ga enak juga mengganggu disaat sedang sibuk seakan konsentrasi beliau terpecah daripada merasakan beliau gelisah dan ga konsen bahkan aku juga sedikit merasa di cuekin maka dari itulah memilih menyudahinya untuk hari ini. Huuuuft... di luar rasanya lega banget. Aku juga meminta air suci yang hari itu sengaja di bungkus dengan plastik untuk dibagikan, tarinya mau dikasih dua namun aku menolak hanya mianta satu saja. Karena besok juga masihnkesini masih bisa minta jika ingin.

Di luar sambil mengatur nafas dan mengumpulkan tenaga aku melihat kesibukan pengurus yang sedang menghias tempat itu dan membuat persembahan. Pak Bio menghampiriku "ada masalah apa, setiap masuk selalu menangis...?" Aku merasanya ga ada apa-apa dan ga ada masalah besar yang sampai membuat orang patah semangat "ga ada apa-apa" jawabku mendapat pertanyaan itu dari pak kok. Namun sepertinya pak Bio belum puas dengan jawabanku "biasanya yang masuk ke dalam tidak ada yang menangis kecuali ada salah jadinya di dalam seperti mengakui segala salah yang diperbuat atau punya masalah yang sulit dipecahkan. Ya itu salah dengan orang tua, dengan teman, atau salah dimasalalu juga bisa. Tapi kalau ga ada apa-apa menangis begitu saja itu gamungkin" mendengar itu seperti tertuduh, aku ga tau menangis karena apa entah benar yang dikatakan pak Bio bahwa aku memiliki salah kepada orang tua, teman atau mungkin juga kesalahan masalalu leluhurku bisa juga. Namun yang pasti aku datang kesini cuma ingin tau sebenarnya apa yang ingin ditinjukkan disini sampai aku diseret sedemikian kuatnya ke tempat ini.

Ya mana aku tau, di dalam tiba-tiba saja menangis tanpa tau penyebabnya lagian siala juga yang ingin terlihat cengeng nangis sampai sesenggukan begitu. Karena ada orang yang ingin sembayang pak Bio meninggalkanku sendiri. Tak hanya pak Bio, pak Kong pun masih sibuk mondar mandir marapikan tempat ini, ketika melewatiku beliau menyapaku "sudah..." maksudnya apa aku sudah dari dalam, mungkin melihat mataku yang masih basah beliau tau dengan mengartikannya dengan senyum. "Bicara apa dengan pak Bio tadi" nggak cuma tanya mengapa setiap masuk goa nangis, kesalahan atau permasalahan apa yang membuatku seperti ini. Ya aku ga tau, aku kesini cuma ingin tau apa yang menyeretku untuk datang ke tempat ini itu saja pak". Tak mau kalah dan sepertinya pak Kong mengerti apa yang aku maksud, mungkin beliau ga tega juga melihat aku akan mulai nangis lagi di hadapannya. Lalu aku pun bertanya kepada beliau "pak yang ada di sampingku siapa seh..." memang kalau dilihat ga ada orang tapi aku tau disampingku ada orang "salah satu prajurit beliau, ga apa-apa" jawab pak Kong dengan senyum khasnya kemudian berlalu dan aku juga melangkah menuju ke goa bawah tanah.

Ketika mau sampai ke anak tangga aku melihat seorang nenek lagi memukul-mukul seperti kentongan kecil entah apa namanya, bayangkan di film kungfu yang biasa dibawa biksu dan di pukul-pukul seperti kentongan. Beliau sepertinya sedang mengalunkan doa atau juga sedang bernyanyi, entahlah aku ga ngerti karena beliau juga menggunakan bahasa mandarin. Ketika melihat aku beliau tersenyum dan menegurku. Aku pun berhenti, beliau memperkenalkan dirinya juga menceritakan bila sudah kemana-mana untuk bertapa, usia 78 (kalau ga salah ingat) namun masih terlihat cantik meskipun ada beberapa giginya sudah tanggal. Beliau menanyakan namaku dan mendokan aku menggunakan lagu dengan bahasa mandarin dan irama ketukan dari kentongan kecil yang dibawanya, lalu setelah selesai berdoa ia mengambilkan bunga di meja persembahan dan menerangkan bahwa bunga itu nanti sampai rumah digunakan untuk mandi, apa lagi ketika bulan purnama dengan sebelumnya mengucapkan kata-kata yang aku ga bisa menghapalnya dengan baik (seharusnya di catat ya) namun yang aku tangkap artinya agar diberikan kecantikan bukan hanya cantik luar juga cantik dalam, berbudi baik diberi keselamatan dan semua cita-cita bisa tercapai. Aamiin. Beliau banyak bercerita tentang pengalamannya selama ini. Dan setelah itu aku menuju ke goa bawah tanah, hanya sebentar aku berada disana, ketika ingin keluar di anak tangga sempat bepapasan dengan seorang pria yang akan masuk ke goa bawah ia tersenyum dan aku juga membalas senyum itu. Ketika akan kembali melewati biksuni yang baru saja melantunkan doanya untukku. Entah ya aku suka saja dengan beliau, seorang yang menyenangkan dan ramah pastinya. Berkali-kali beliau memberikan doanya padaku dan aku juga memberikan salam sebelum meninggalkan kuil itu. Di pelataran aku merasa badanku lemes banget aku putuskan untuk duduk sebentar di anak tangganya dan pria yang berpapasan denganku tadi di goa melihat tingkahku dan tersenyum, mungkin ia berpikir ni orang lucu imut banget ya hahahaha.... 

Aku berjalan santai tapi masnya itu berjalan di depanku tapi setelah melihatku berjalan di belakangnya ia pun memperlambat langkahnya sampai berada persis di sampingku. Sambil berjalan keluar basa basi pun tercipta, dan kami mencari bangku kosong selanjutnya ngobrol-ngobrol. Namanya zago(kalau ga salah ingat) dari Tegal, ia banyak bercerita tentang petualangannya yang mendagangi kelenteng, masjid dan beberapa tempat lain yang disakralkan. Tiba-tiba saja otakku merespon bahwa orang ini ga baik alias ga bener. Segala macam cerita keluar darinya ketika dia sampai ke palembang dan bertemu Dewi Kwam im, malam-malam berendam di sungai tanpa bisana, bermalam di hutan, sampai pengalamannya bertemu dengan beberapa wanita cantik samapai bersetubuh dengannya. Perasaanku mengatakan orang ini ga baik, ia mencari ilmu atau mencari pesugihan, ni orang ga bener dah. Apa lagi ketika aku tau jika dia pengusaha semakin yakin dugaanku. Mas Zego juga bercerita bila ia suka dengan apa pun yang berbau Budha, sampai-sampai ia mentato lengan kanannya dengan gambar Dewi Kwan im serta meegenakan kalung dengan liontin bergambar Budha. Ia juga sempat memperlihatkan patung dan lukisan yang beryemakan Dewi Kwan Im.

Lama kami ngobrol tak terasa hari sudah gelap. Sedangkan di lapangan terlihat beberapa anak yang lagi latihan menari untuk persiapan acara esok hari. Hari ini meskipun bukan weekend namun di bangku merah sangatlah rame dari hari biasanya, ya mungkin mereka sengaja datang untuk menyaksikan kemeriahan acara yang akan dimulai malam ini. Adzan magrib pun terdengar, tak berapa lama mas Zago berpamitan karena sudah ditunggu temannya untuk menyetorkan dagangannya. Jangan tanya apa usahanya karena aku tak menanyakannya dan juga tak berminat untuk tau lebih jaih, aku ga kepo kok. Namun sebelum beranjak dari bangku merah ia sempat meminta nomor teleponku ya untuk sekedar memberi kabar siapa tau suatu saat bisa bertemu lagi atau jika ia datang lagi ke Semarang bisa menghubungiku.

Tak berapa lama setelah kepergian mas Zago aku pun beranjak dari tempatku duduk menuju mushola untuk menunaikan kuwajiban. Disana ada seorang bapak dan anak lelakinya yang sudah bersiap untuk sholat, dengan cepat aku meminta untuk menungguku dan kami sholat berjamaah tetap meeggunakan mukenaku sendiri.

Perut sudah mulai lapar, melihat ke deretan penjual jajan di stan yang tak jauh dari bangku merah "aku pengen paparon pizza, pengen kentang goreng, burger kura, milo hangat juga" aaah begitu banyak keinginan, rakus mulai merajai, sesekali jajan aah. Dan aku pun mendekat ke stan paparon pizza untuk membeli sepotong pizza dengan harga Rp. 10.000,- lalu menuju ke sebelahnya yanh menjual kentanh goreng aku juga membeli satu dengan harga Rp. 10.000,- . Kentang goreng rasa balado lali aku mencari tempat duduk, kebetulan tempat dudukku tadi masih kosong ya sudah aku menuju kesana. Menikmati sepotong pizza juga sebungkus kentang goreng sambil menyaksikan anak-anak yang sedang latihan untuk pentas esok hari. Kenyang juga makan itu dan setelah selesai makan aku pun beranjak dari sana untuk pulang.

Di pintu keluar ada pak Joko yang bertugas, selalu ada cerita tentang hari ini sebelum pulang. Dan selalu ada wejangan untukku. Beliau berpesan untuk mulai berhati-hati, agar bisa mengontrol emosi, menjaga omongan baik yang diucapkan juga yang hanya dibatin (yang diucap hanya dalam hati) takutnya ucapan yang kekuar akan menjadi nyata apa lagi saat emosi datang itu jauh lebih mudah untuk terjadi, mulai sekarang harus bisa memilah atau mengenali suara-suara yang datang jangan mudah terpengaruh jangan selalu menuruti harus bisa menyaring mana yang baik dan mana yang tidak. Berpikir lebih panjang ketika menerima bisikan, arena tidak semua baik untuk itu kenali suara-suara yang didengar.

Pembicaraan kami sedikit terusik dengan kedatangan pengurus kelenteng juga arak-arakan motor roda tiga (tosa) yang ingin masuk kedalam kelenteng yang akan dihias untuk mengangkut tamu (abu jenazah) dari kelenteng gang lombok untuk datang kesini dan mengembalikannya lagi ke tempat semula. Kira-kira ada 8 kalau ga salah hitung motor, dan semua itu masih ada plastiknya juga tanpa plat tau sendiri donk itu artinya apa... baruruuuu. Wah waaaah benar-benar acara besar ni.

Begitu banyak wejangan dan gambaran kedepannya yang di tuturkan oleh pak Joko. Semuanya masuk akal dan memang sekarang harus lebih selektif dan lebih mawas diri juga belajar mengontrol segala perkataan maupun perbuatan. Tak mudah namun itu akan berdampak baik kedepannya. Akan aku ingat semua nasehat beliau. Karena tak hanya pak Joko mba N juga berpesan yang sama namun untuk lebih jelasnya akan dijabarkan ketika nanti bertemu.

Sampai dirumah sudah malam, bapak masih nonton acara tv kesukaannya sedangkan ibu nonton tv dikamar, teringat dengan mimpi semalam aku pun menceritakan kepada bapak siapa tau mimpi itu memiliki arti sendiri. Namun tak hanya mimpi semalam akhirnya aku menceritakan semua kepada bapak tentang undangan ke bangku merah, mba N yang ditemui mbah kakong, aku yang disuruh ke rumah mba N lagi, tentang cahaya orange yang jatuh disebelahku waktu itu juga tentang adeku dan tentang bunga yang seperti menyuruhku untuk dirawat. Dari cerita itu bapak juga memberi masukan juga nasehat agar nantinya aku tidak dikuasai, bukan aku yang diperintah tapi aku yang memerintah.

Setiap dari bangku merah rasanya capek banget sampai-sampai ketika tiba di rumah tak menunggu lama akan tertidur dan akan terbangun tengah malam. Tapi sepertinya sekarang pendengaranku mulai sedikit sensi dengan bunyi-bunyian dalam artian kepekaanku dengan suara mulai terbuka. Seperti malam ini yang tiba-tiba terbangun karen merasa seperti ada yang datang dimana badan mulai bergetar jantungku dag dig dug dengan cepat dan tercium bau dupa sepintas. Meskipun aku dalam hati aku sudah mengatakan "siap" namun entah mengapa untuk membuka mata tak berani aku lakukan. Lalu setelah itu tidak bisa tidur lagi karena terlalu berisik dengan suara mobil di jalan tol, suara gemericik air di aquariun depan kamar, bunyi tipas angin dan beberapa bunyi lain padahal setiap hari juga sama dan aku enak saja tak terusik dengan semua ini tapi sejarang mulai sepertinya itu semua adalah bunyi yang keras hingga mengusikku untuk kembali memeluk mimpi. Padahal hari masih malam dan besok harus bangun pagi untuk bekerja. Ketap ketip mencoba untuk tidur tapi susah, namun setelah sekian lama mencoba dengan berbagai cara akhirnya bisa juga terlelap kembali.  Selamat malam semua, mimpi indah ya (12/08)



★Ell