7/31/2015

Y. E . P ~ Akhir Kisah #1

Drama yang selama ini berjalan pun berakhir, hari ini dia menikah. Si petualang cinta yang memberikan harap oleh banyak wanita, yang mencari cinta dengan modal rupiah yang ia punya kini akhirnya takluk dengan ABG yang baru beranjak dewasa.

Perkenalan yang bisa dibilang sudah direncanakan, karena ABG ini (D) sebelumnya di tawari oleh tetangganya untuk dikenalkan dengan Y.
Tetangga : "D mau ga aku kenalin dengan cowok" waktu itu tetangga ini sedang main di rumahnya.
D tidak langsung menjawab malah enoleh kepada ibunya yang ada di sampingnya.
Tetangga : "Tapi kamu punya cowok ga, kalau punya ya jangan"
D : "Enggak punya" jawab D kepada tetangga yang mau mengenalkannya ini.
Entah apa yang ada di pikiran D, adahal jelas-jelas dia sudah punya cowok. Bahkan jalinan cinta mereka juga sudah terbilang lama dan serius, bahkan sudah beberapa kali laki-laki ini ingin main kerumah D untuk meminang namun selalu saja D melarangnya dengan alasan dia belum siap untuk meebina rumah tangga. Namun kini jalinan cinta yang sudah terjalin bertahun-tahun ini pun seakan tak berarti dalam sekejap. Dengan gampangnya D ketika di tanya mengatakan tidak punya pacar. Tanpa berpikir panjang dan juga tanpa memikirkan perasaan laki-laki yang selama ini dengan tulus mencurahkan cinta serta perhatiannya kepadanya.

Dan perkenalan itu pun terjadi. Dari bertukar nomor telepon, berbalas pesan lewat berbagai media sosial juga seringnya telepon membuat kedekatan itu semakin terasa dekat. Perlahan kecocokan diantara mereka terbentuk bahkan D juga sudah memutuskan pacarnya demi Y, perkenalan itu pun semakin sempurna dengan Y datang untuk menemui D dengan begitu mereka pun resmi pacaran.

Cinta datang tak diundang, tumbuh karen terbiasa. Tak hanya cinta, Y juga menghujani D dengan limpahan materi, bayangkan ABG yang baru mencari jati diri ditawari dengan pundi-pundi untuk mengeksplor dirinya. Perlahan gaya hidupnya berubah karena ia juga dimanjakan dengan transferan dari Y, mungkin ini juga yang membuat D serta orang tuanya tak lagi mempedulikan yang lain. Bahkan si tetangga juga sudah memperingatkan untuk menyelidiki lebih jauh lagi sebelum benar-benar jatuh cinta kepada Y karena jujur ia juga tak begitu mengenalnya. Perkenalan Y dengan si tetangga ini hanya sekedar rekan bisnis tidak lebih dari itu, bahkan mereka juga jarang berkomunikasi selain menyangkut kerjasama yang sedang mereka lakukan.

Suatu ketika Y membelikan tiket D untuk datang ke kota dimana dia tingggal, ya mungkin mikirnya bergantian ketika Y ga bisa datang maka D yang datang menemuinya. Mendengar itu ibu D sedikit bimbang dan meminta pertimbangan kepada tetangga yang mengenalkannya.
Ibu D : "mas D mau dibelikan tiket ke jakarta gimana ya?!"
Tetangga : "Mendingan jangan bu lek, D kan perwmpuan kalau ada apa-apa di perjalanan"
Mendengar itu jelas saja sang tetangga tidak setuju apa lagi D perempuan, sementara mereka tidak ada satu pun yanh benar-benar mengenal Y.
Ibu D : "Iya juga ya, tapi D ngotot pengen berangkat"
Tetangga : "Kalau D ngotot ingin pergi sebaiknya jabgan sendirian"
Ibu D : "Begitu ya mas"

Namun sepertinya obrolan ini seperti angin lalu, karena pendapat si tetangga ini ga di dengar. Dengan bekal tiket pesawat yang dibelikan Y, pada hari yang tertera di tiket D oergi sendiri ke Jakarta menemui Y bahkan sampai nginep beberapa hari disana. Entahlah siapa yang tau bagaimana tingkah polah D ketika disana tidak ada pengawasan, menginap dimana dan apa saja yang dilakukan hanya mereka berdua dan Tuhan yang tau.

Akhir-akhir ini D lah yang sering ke Jakarta menemui Y, ketimbang Y yang datang menemui D. Ya tentu saja alasan pekerjaan banyak yang harus diselesaikan jadi tidak ada waktu untuk terbang menemui D, lain hal jika D yang datang karena D memiliki banyak waktu mengingat dia setelah selesai SMU tak melanjutkan kuliah juga ga bekerja jadi bebas kemana saja.

Ketika jatuh cinta seakan dunia milik berdua, yang lain ngontrak dan sebagian lain kos. Mungkin perumpamaan itu tepat untuk mereka berdua yang tak lagi mau mendengarkan apa pendapat orang yang penting mereka berdua senang. Herannya orang tua D juga tidak berbuat apa-apa entah ketika D sering pergi berhari-hari menemui Y. Mungkin karena orang tuanya juga sudah dibutakan dengan uang pemberian Y sehingga tidak lagi mebgusik kesenangan anak perempuannya.

BERSAMBUNG