Tak banyak obrolan yang terjadi. Si mas nya ini pun membelokkan mobilnya di suatu tempat, lupa aku namanya. Agak bingung juga, ini tempat apa an. Apa dia janjian sama orang lagi di sini, mengingat tadi ketika berangkat sempat ia telponan mau ketemu temannya namun ga tau kenapa malah ga jadi.
"Temanku yang ngajak janjian tadi menyuruhku pulangnya mampir ke hotel tempat dia menginap, ga usah kesana saja ya"
"Emang kenapa....?!"
"Paling mau nebeng pulangnya, ga usah saja ya. Bilang kalau kelewatan"
"Hehehhe...., hu um" nah kalau ini aku suka jawabannya, setidaknya aku ga jadi obat nyamuk diantara obrolan yang ga aku mengerti nantinya.
"Ini apa seh mas..." tanyaku dengan kebingungan berada di tempat yang menurutku ga jelas ini
Bila dilihat bangunan luas ini dari luar seperti butik yang menjual pakaian batik, parkiran luas dengan taman dan pepohonan yang cukup rindang, tapi sepi. Mungkin harganya mahal makanya yang beli hanya kalangan tertentu saja. Pikirku begitu.
"Hotel..." jawabnya ngasal, sambil nyelonong mendahuluiku dengan membawa tas warna hijau di pundaknya (iiih lucu warnanya). Aku hanya ngikut di belakang seperti anak itik yang ngikuti induknya.
"Enggak-enggak mba, mukanya langsung tegang gitu. Takut ya...?!"
"Enggak yo, sapa juga yang takut"
"Hahahahaha...., enggak-enggak" ketawa puas sukses ngerjain.
Dari berangkat selalu bilang "ngantuk, mampir hotel dulu ya.... kalau enggak kamu saja yang nyupir aku tidur sebentar ngantuk banget rasanya" begitu, Ini gara-gara temannya yang ngajak janjian menginap di hotel makanya selalu becandanya begitu terus. Sempat tadi sudah nunggu di depan hotel tapi malah ga jadian ketemu, ya sudah jalan lagi.
Mengikutinya di belakang terlihat dari jauh kolam renang, melewati gazebo tempat makan yang saat itu tak ada satupun pengunjung menuju kolam renang yang tadi aku lihat.
Hanya berdiri di pintu masuk tak menghiraukan sapaan dari pelayang yang berdiri disana.
"Mau kemana to mas...." masih dalam kebingungan, apa lagi melihat dia juga celingak celinguk seperti mencari seseorang.
Ga dijawab dan masih celingukan bahkan si mbaknya yang menyapa pun tak digubris sedikitpun.
"Cari siapa seh..." tanyaku lagi, masih penasaran sebenarnya apa seh yang dicari.
"Cari seseorang" jawabnya singkat tapi tetep ga bergerak dan mengedarkan pandangan kesegala penjuru kolam renang itu.
Apa seh sebenarnya yang dicari, mungkin dia lagi janjian masalah kerjaan (sekalian nganter editan atau ada yang mau ngasih job) pikirku seh begitu melihatnya celingak celingung mengedarkan pandangan keseluruh tempat.
Tak urung dia pun menghampiri pelayan yang berjaga disana, entah apa yang ditanyakan karena tak terdengar dari tempatku berdiri. Tak lama dia pun beranjak berjalan di tepi kolam renang, 'mana yang di ajak janjian kagak ada seoraagpun disana hanya anak-anak kecil yang lagi asik berenang dengan perosotan dan bermain perosotan. Ooh, mungkin orangnya belum datang. Mungkin tadi si mas bertanya apakah temannya sudah datang atau belum' pikiranku memberikan jawaban sendiri atas tanya yang datang darj dalam diriku juga. Bertanya sendiri dan menebak-nebak jawabannya sendiri. Habisnya bertanya juga kagak di jawab gimana donk.
Duduk di salah satu bangku panjang yang terbuat dari kayu beratapkan payung dengan pepohonan rindang di belakang. Baru juga duduk sudah di sodori daftar menu. Iiih harganya kagak nguati, mahal booo, ini menurut ukuran kantongku ya yang setiap pergi kagak lebih dari 50rb termasuk bensin. Lama-lama ngantuk juga berada disini, suasananya enak adem dan semilir juga pemandangannya lumayan lah buat mata. Kolam renang yang lumayan besar untuk dewasa dan juga anak yang dilengkapi perosotan, ada dua buah ayunan dekat kolam renang anak yang sering digunakan untuk mengawasi anak-anak mereka yang asik berenaag dan di pinggir kolam ditaruh meja bulat kecil beratap payung dan kursi panjang dari kayu yang dibatasi dengan jalan setapak.
Menunggu pesanan datang, sementara si mas lagi ke belakang cuci tangan karena habis dari pemakaman belum sempat cuci tangan yang katanya gatal habis mencabuti rumput yang tumbuh di sekitar makam ibundanya. Ngantuk paling enak tidur, menyenderkan kepala di atas meja sambil mengecek hp apakah ada pesan yang masuk, tentu saja ada karena waktu menuju kesini sempat bbm an sama teman bertukar suasanan hingga mengetahui jika saat itu Semarang lagi di guyur hujan, padahal disini cuaca sangat terik. Tak lama si masnya datang dan disusul dengan minuman yang kami pesan. Hadir cerita, perbincangan ringan juga sesekali bercanda. Sempat juga berburu foto dengan kamera yang dibawanya dalam tas hijau dengan obyek keceriaan anak-anak yang asik bermain air meskipun matahari tepat berada di ubun-ubun sementara aku hanya membidik tak jelas objeknya.
Masih saja ngantuk terucap, tapi berhubung makanan yang kami pesan sudah datang maka ngantuk pun terabaikan kembali. Menikmati makan siang, namun buatku ini sarapan karena sebelum berangkat hanya minum segelas teh hangat dan pisang. Aku pesan jus srawberry tanpa gula dan roti bakar strowberry keju sedangkan si mas pesan jus jeruk dan nasi goreng. Iiih ini mah rotinya biasa, isi selai strawberry dengan atasnya ditaburi keju dan susu kental manis vanila, tapi kejunya dikit si mbaknya pelit ni. Udah gitu harganya mahal pula, meskipun ga begitu suka tapi di nikmati saja sudah di pesan dan ini juga pilihanku jadi apa pun yang terjadi ya itulah hasilnya. Sedangkaa mas sudah menikmati nasi goreng dengan telur dadar setengah matang, iiiih ngeri lihatnya. Karena masih mengeluh ngantuk, maka setelah makan dia pun rebahan. Sebenarnya aku ngantuk juga seh tapi bagaimana bisa ga enak klo mau rebahan. Angin semilir dari pepohonan yang tumbuh disana enak menggelar tikar dan tidur di bawah pohon, aaah membayangkan saja rasanya begitu menyenangkan apa lagi kalau itu beneran.
Dia tiduran sementara aku hanya berkutat dengan hp membuat satu coretan, namun susah juga ga ada konsep pasti maka aku beralih ke mp3 sambil berbalas pesan. Dan si mas penasaran dengan lagu yang aku dengarkan karena itu kita pun berbagi aerphone mendengarkan lagu bersama, meskipun sebagian besar ia ga mengetahui lagu yang sedang diputar, ya itulah laguku list dari band indie. Katanya ngantuk tapi masih saja sibuk dengan hp yang bunyi, sepertinya kantuk yang menggelayut di kelopak mata membuatnya memejamkan mata namun seketika terbangun karena terkejut dengan suara mesin diesel yang sangat berisik. Sepertinya ada perbaikan, entah dah apa yang rusak tapi itu sepertinya membuat kantuk sedikit menghilang karena setelahnya ia malah pencat pencet hp kagak jadi tidur.
"Habis ini kemana....?!" Tanya yang selalu tak bisa aku jawab
"Ga tau, sini adanya apa saja..."
"Ya paling pantai, itu juga jauh dari sini, sepertinya mulai mendung. Pulang saja ya"
"Hu um, semarang sudah hujan deras dari tadi" jawabku meeberi tahu jika Semarang sudah hujan dari tadi.
"Tau darimana...."
"Temanku yang bilang"
"Ayo pulang, tar keburu kehujanan"
Yaaaah kok pulang, padahal masih ingin main, keman gitu jangan langsung pulang donk. Keluhku yang tak terucap. Pasrah.
Dan kami pun beranjak dari tempat itu dan menuju pintu masuk ada seorang ibu-ibu yang lagi mengawasi anaknya dengan duduk di cabang pohon yang ada di pinggir kolam.
"Foto di situ bagus ya, angelnya dapet" kata mas ketika melihat ibu dengan pose-nya yang nyaman.
Ternyata kita melihat obyek yang sama dan punya pemikiran yang sama, itu aku benarkan setelah apa yang kita lihat di ucapkan terlebih dahuli oleh mas. Andai kagak malu, mau donk di foto di situ. Hehehehe....
Setelah membayar kami sempat melihat-lihat butik yang ada di sana, tempatnya adem. Bukan hanya menjual baju batik tapi ada juga t-shert, celana panjang dan tas. Namun itu berada di ruangan tersendiri yang dipisahkan seperti lorong yang di kanan kirinya taman dengan desain gemericik air di samping kanan kirinya, menjadikan suasana lebih adem dan menenangkan. Berhubung harganya mahal, sehingga kita hanya melihat dan numpang lewat hingga sampai ke pintu depan dan waktunya meluncur pulang.
Tak seperti waktu berangkat perjalanan pulang ini kita lebih banyak ngobrol dan bercanda, namun lagi-lagi pertanyaan "kemana ni..." membuat ku teringat kesedihanku yang sebenarnya kagak mau pulang dulu. Lagian kenapa juga selalu bertanya hal yang sama sebenarnya mau pulang apa masih mau main seh....?! Di tengah perjalanan sempat si mas berkata tempat-tempat wisata tapi berujung kagak tau jalannya, mau berhenti di tepi untuk melihat dan sekesar berjalan di pematang sawah karena ia tau aku suka sawah tapi juga kagak kejadian (imajinasi kita sama lagi ya). Mobil terus saja melaju, diiringi gerimis yang mulai turun. Hujannya tidak merata ruas jalan sebelah kiri basah sementara sebelah kanan kering, juga di sini masih rintik-rintik jarak berapa meter di depan hujan sangat deras.
"Hujan-hujan yoooo..." ide nakal mulai muncul darinya
"Ayo ayoooo..." persetujuan tanpa berpikir panjang mengingat memang aku menyukai hujan seperti halnya cowok yang ada di sampingku ini. Penikmat hujan.
"Melihat orang-orang pada berteduh, pengen ikut berteduh juga" ucapnya, karena memang di emper toko ataupun di halte sudah penuh dengan motor yang terparkir yang pemiliknya lagi berteduh menghindari rintik hujan yang turun.
"Sama, kelihatannya asik ya" timpalku meng iyakan yang memiliki pemikiran yang sama
"Yoook ikut berteduh" benar kan inisiatif yang mencari dukungan
"Lah gimana bisa kita kan bawa mobil ga kehujanan, kalau bawa motor baru bisa"
"Harusnya tadi pake abu saja ya ga bawa mobil, bisa hujan-hujanan dan pegangan juga"
"Lha mas bilangnya bawa mobil saja, kalau bawa abu mending jalan terus saja ga usah berhenti" usulku yang mulai ikutan nyeleneh.
"Basah-basahan donk" timpalnya
"Ya gapapa, kan sekaliaa hujan-hujanan jadi ga usah berteduh, jalan terus saja"
"Hu um, malah romantis ya hujan-hujanan"
Imajinasi yang mulai terbuat tentang hujan, namun berhubung hujan tidak merata dan sekarang jalan yang kita lewati kembali hanya rintik-rintik saja. Dan obrolan kembali lagi ke topik tempat wisata, ingin menepi di jembatan yang masnya bilang jika sungai ini mengalir langsung ke laut dan sebenarnya disini ada laut tapi sepertinya sudah kelewat. Pas berangkat aku juga sempat membaca desa wisata tapi jika dari arah sebaliknya ya ga tau tepatnya mesti berbelok kemana menuju tempat tersebut.
Melihat pemandangan ke kanaa dan kiri, tanpa sengaja mataku membaca tulisan 'Selamat datang di pantai mo....'
"Itu tadi ada plang wisata pantai mas..." sambil antusias meyakinkan cowok disampingku yang sibuk melihat ke depan
"Dimana..."
"Disana..., beneran aku melihat wisata pantai mono...., ga tau apa pokoknya wisata pantai"
"Trus gimana, berbalik ni"
Hadah sebenarnya niat ga seh antara mau mau enggak deh kayanya.
"Iya, putar di depan itu saja"
Dan akhirnya mobil pun berputar balik menuju tulisan yang aku maksud tadi.
"Tuh kan ga bohong. Ada tulisan wisata pantai" meskipun belakang tak terbaca dengan jelas.
Kami pun menuju ke Pantai Morosari
Pantainya biasa, tapi aku suka pas naik perahunya, menikmati hutan mangrove yang baru kali ini aku lihat secara nyata tidak hanya di televisi. Kami menikmati wisata dadakan, bahkan senyum sumringah juga tawa berkali-kali aku dengar darinya. Setelah puas menikmati pantai Morosari dan matahari juga sudah condong ke barat, agar tak kemalaman di jalan kami pun memutuskan untuk pulang. Ada kenangan yang tertinggal disana.
Perjalanan pulang selalu terlihat lebih cepat dibanding ketika berangkat, kali ini melewati jalan ring road bukan jalan kota seperti pas berangkat. Mungkin pertimbangannya pas berangkat sempat tersalip jauh mobil kontener yang mengangkut mobil yang sempat kita salip padahal tak melihat mobil itu menyalip kembali, jelas ga terlihat karena memilih lewat ring road biar ga terkena macet di pasar.
"Ini langsung pulang atau mau nongkrong dulu"
"Terserah, ngikut saja"
"Pulang malam gapapa ni, ga di cariin"
"Gapapa paling di telpon bapak" balasku singkat
Dan selebihnya pasrah ngikut kemana sopir membawa. Mau langsung pulang ya gapapa, mau nongkrong dulu juga boleh. Meskipun sebenarnya masih belum mau pisah, masih pengen berdua-an. Hahahaha...., konyol ya. Tapi ya begitulah masih pengen deket sambil cerita-cerita saja.
BERSAMBUNG